Kecintaannya pada budaya, ia justeru bukan dikenal sebagai budayawan Tanimbar, ia justeru lebih dikenal sebagai budayawan Makassar, daerah yang sejak awal karyanya di dunia perguruan tinggi, Universitas Hasanuddin (Unhas Makassar).
Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng ini memiliki reputasi luar biasa karena kesederhanaan hidupnya senang naik becak atau jalan kaki ke kampus yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Kebudayaan baginya adalah seni hidup sekelompok masyarakat yang menjadi kebiasaan yang disepakati bersama, bahkan menjadi nilai2 moral hidup universal dalam pengakuan publik.
Ia telah tiada. Namun bagi masyarakat Bugis-Makassar, sosok Prof Ngeljaratan menjadi icon karena penguasaan konseptual terkait kebudayaan Bugis dan Makassar.
Ia lahir di sebuah kampung yang disebut masyarakat daerahnya Tanimbar “Koratutul” atau kini dikenal dengan nama Lamdesar.
Salam,
Paulus Laratmase
Koresponden SBSINEWS