Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menilai, bantuan sosial yang diberikan pemerintah menyusul naiknya harga BBM, tak menjawab persoalan.
Pemerintah pun, diminta menaikkan gaji buruh. Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP KSBSI Johannes Dartha Pakpahan, pada Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan KSBSI bersama Kemnaker, BPJS Ketenagakerjaan, Polri, Kementerian ESDM, dan Kemensos, di Jakarta, Rabu (7/9) siang.
“Kalau cuma dikasih bansos sekali atau dua kali, mereka nantinya makan apa? Pada akhir tahun nanti, buruh dan warga miskin bisa menjerit,” tegas Dartha, yang merupakan putra dari tokoh buruh Muchtar Pakpahan.
Karenanya, Dartha cs akan membawa kesimpulan dari FGD yang digelar kali ini ke pihak pemerintah. Dia berharap, pemerintah akan menerima masukan tersebut untuk kemudian mengambil jalan keluar yang bijaksana.
“Kalau ternyata solusi yang diberikan pemerintah mengecewakan kami, maka satu-satunya jalan adalah kita akan turun ke jalan secara serentak di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, kami masih berharap ada solusi terbaik yang ditawarkan pemerintah,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk bisa menyelesaikan masalah sebagai akibat dari kenaikan harga BBM, FGD tak cukup hanya sekali diselenggarakan.
“FGD semacam ini harus digelar lagi. Kita harus bersatu untuk mengatasi masalah yang dimunculkan akibat naiknya harga BBM. Kita tak takt BBM naik. Yang kita takutkan adalah imbas dari kenaikan tersebut,’ bebernya.
Sementara itu, Hermansyah, salah satu ojol yang mengikuti FGD ini mengaku sangat keberatan dengan naiknya harga BBM.
“Sebelumnya dengan Rp 150 ribu per hari, saya bisa menghidupi istri dan anak-anak saya. Kini dengan harga BBM yang naiknya lumayan banyak, saya sulit buat beli susu. Apalagi anak saya kembar,” curhat pria yang sehari-hari akrab disapa Cepi ini.
SUMBER : RM.ID