Ishak Yusuf menilai kinerja dan kehadiran tim Pensus tidak diperlukan dan sangat tidak bermanfaat hanya menghabiskan anggaran Daerah.
“Apa tugas mereka setelah mendapat SK? hanya menunggu gaji bulanan senilai 4-7 juta, kapasitas sebagian dari Pensus juga patut dipertanyakan, ini tidak lebih hanya bagi-bagi kue atau menghamburkan anggaran negara. Selain itu, mengamankan kekuasaan dari dalam dan luar,” kata pria yang akrab diisapa Ayah Ishak tersebut Selasa 4 Agustus 2020.
Menurut Ayah Ishak, Tim Pensus hanya akan membebani anggaran Daerah yang lebih besar, selama ini tidak terlihat apa yang mereka kerjakan.
“Pengakuan Pensus yang ditempatkan di salah Dinas mengatakan tidak pernah dimintai pendapat bahkan ia tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan, jadi tinggal tunggu Gaji bulanan saja, itu salah satu contoh,” kata Ayah Ishak
Kata Ishak yang juga tokoh masyarakat Aceh tersebut, kehadiran Pensus tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Aceh yang memberhentikan sekitar 4.227 tenaga kontrak yang ada di seluruh Aceh.
“Bayangkan, mulai dari office boy (OB), cleaning service (CS) hingga tukang antar surat dan tenaga lainnya,” katanya
Padahal lanjutnya, mereka menggantungkan hidupnya dari pekerjaan itu dengan dibayar gaji hanya Rp1,3 juta, Namun, mereka terpaksa di ‘geser’ dan digantikan dengan anggota Pensus dengan gaji mulai Rp4 juta-Rp7 juta.
“Ada 4.227 tenaga kontrak yang mengantungkan harapan hidupnya dengan gaji Rp1,3 juta. Lalu, dilakukan cuci gudang oleh Sekda. Saat bersamaan itu muncul 200 Pensus,” pungkas Ketua Serikat Buruh Aceh tersebut (Red)