Editor: Sabinus Moa, SH.

SBSINews – Sejumlah Serikat Buruh/Pekerja dan LSM mengecam penelantaran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang sering terjadi di Arab Saudi.

Banyaknya TKI/TKW Overstay, Sakit atau kabur dari rumah majikan adalah bukti peran keagenan yang tidak optimal pada penempatan TKI/TKW, pembinaan, pengawasan hingga perlindungan terhadap TKI/TKW yang dikelolanya di Arab Saudi.

Hal ini seharusnya disadari bahwa ini adalah persoalan serius sehingga agen tidak terkesan hanya mengeksploitasi TKI/TKW demi memperkaya diri namun menelantarkan Buruh Migran Binaannya.

Adalah Bapak Saud Uban 70 tahun Mantan Staf KBRI Riyadh Era Duta Besar Almarhum Baharuddin Lopa mengatakan bahwa dirinya dahulu aktif mendatangi Kantor-kantor keagenan dan sangat merespon informasi yang masuk melalui Hotline KBRI Riyadh.

“Bapak Baharuddin Lopa itu langsung turun tangan jika mendapatkan informasi ada penelantaran WNI”, ujar Saud Uban mengenang Mantan Pimpinannya.

Beliau menambahkan bahwa informasi dari LSM dan Serikat Buruh sangat penting bagi KBRI mengingat banyak agen yang kerap mengancam TKI/TKW yang melapor langsung ke KBRI.

Dari Sejumlah Informasi yang disampaikan oleh TKI/TKW pihak Agen sering mengumpulkan dan mengambil semua dokumen pekerja migran sehingga tidak memegang satu dokumen pun termasuk pasport apalagi Permit tinggal. Tentu hal seperti ini membahayakan TKI/TKW di Negara tempat mereka bekerja. Artinya ketika TKI/TKW tidak cocok lagi bekerja dengan majikannya dan memilih kabur praktis mereka tak memiliki dokumen.

Hal tersebut seperti yang dialami oleh Rosniar Husein Usia 40 Tahun TKW asal Sumbawa Nusa Tenggara Barat yang mengatakan bahwa hingga kini dirinya tak mengantongi satupun dokumen semenjak kabur dari majikannya.

Pada Awalnya ia mengaku sangat bingung, tetapi pengalaman selama berkumpul dengan TKI/TKI yang kaburan telah membuatnya kuat bahkan bisa memperoleh pekerjaan tanpa dokumen. “Ya mau bagaimana lagi toh kalo nanti ditangkap dan dikumpulkan oleh Kerajaan Arab Saudi dalam Al Rihal (Sel) tetap akan dipulangkan ke Indonesia”, ujarnya.

Rosmiati Ros Usia 35 tahun berasal dari daerah yang sama dengan Rosniarti Husein melalui Komunikas Messenger dengan SBSINews mengatakan ia pernah mengalami Non Docimen. Ia mengatakan saat itu ia kabur dari Majikannya lalu bersama dengan Seorang TKI yang menampung dan menikahinya. “Saya cerai dengan suami saya saat baru saja melahirkan, Saya langsung mendatangi Al Rihal dan diintrogasi lalu ditahan. Saya pun disel bersama anak saya dan dipulangkan ke Tanah Air”, tuturnya.

Pembinaan agen menjadi sorotan TKI/TKW di Arab Saudi padahal di Kantor keagenan tersebut terdapat orang Indonesia asli tapi tidak bisa diharapkan. Alih-alih optimalisasi bahkan yang terus terjadi banyak agen yang melakukan pengabaian.

KBRI Riyadh sangat tau mana agen yang benar – benar menjalankan fungsinya dan mana yang bandel”, ujar Sri Mulyani Usia 36 Tahun asal Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Karena itu menurut Sri KBRI sangat ditakuti oleh Agen-agen TKI/TKW di Arab Saudi bahkan sangat ketakutan jika izinnya dicabut Kerajaan.

SBSINews dalam empat hari terakhir melakukan interview dengan beberapa Buruh Migran yang tersandung masalah Non Document bahkan dengan TKI/TKW yang berada dalam penampungan yang memiliki persoalan yang lebih rumit. Namun persoalan seperti ini jarang terdengar apalagi terdengar oleh KBRI Riyadh karena ketertutupan Kantor – kantor keagenan. Rasanya Support untuk KBRI Riyadh harus diberikan sebanyak – banyaknya demi keselamatan WNI TKI/TKW yang berjuang untuk keluarganya dan penyumbang devisa bagi Indonesia. (ANFPP150620)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here