Jajaran Pengurus DPC FPPK SBSI, Kuatai Timur.(ist)

Kutai Timur, SBSINews – Menyikapi mirisnya nasib pekerja di PT. Nusa Raya Agro Sawit, Dewan Pengurus Cabang Federasi Pertanian, Perkayuan dan Kontruksi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC FPPK SBSI) Kutai Timur adakan perundingan Bipartit, Jumat (20/7/2018).

Pada perundingan dengan pihak manajemen tersebut Ketua DPC FPPK SBSI, Bernadus Andreas Pong, SH menyampaikan bahwa perusahaan wajib memenuhi hak-hak dasar pekerja atau buruh.

Melihat kondisi pekerja di perusahaan pengelolaan sawit itu saat ini, sangatlah jauh dari kata kesejahteraan maupun nawacita yang dijanjikan presiden Joko Widodo.

“Kita sampaikan bahwa hingga saat ini upah sering dibayarkan di bawah standar. Tempat tinggal sejumlah pekerja memprihatinkan karena banyak yang tinggal dipondok yang atapnya masih terbuat dari alang-alang,” katanya.

BACA JUGA: http://sbsinews.com/konfercab-sukses-bernadus-andreas-kembali-pimpin-sbsi-kutim/

Tak hanya itu, menurut laporan sejumlah pekerja, kondisi yang sangat miris adalah tidak adanya ketersediaan air bersih dan alat pelindung saat bekerja.

“Untuk mendapatkan air bersih pekerja harus berjalan kaki sejauh 20-30 meter. Parahnya, pekerja tidak disediakan alat pelindung diri saat bekerja, ” ungkapnya.

Begini suasana perundingan DPC FPPK SBSI Kuati Timur, (Ist)

Lebih lanjut, Andreas menyampaikan bahwa hak dasar lainnya yang tak diberikan kepada pekerja adalah saat menerima upah, pihak perusahaan tidak pernah memberikan slip gaji sebagai bukti.

“Permasalahan mendasar lainnya yang juga dialami adalah adanya perbedaan dan intimidasi dari manajemen apabila pekerja bergabung dengan serikat buruh ataupun serikat pekerja. Terkhus anggota SBSI, mereka tidak diberikan BPJS Kesehatan,” ungkapnya.

BACA JUGA: http://sbsinews.com/berlangsung-alot-begini-tuntutan-buruh-saat-mediasi-dengan-pt-smi/

Tak sampai disitu saja, melihat dari segi waktu bekerja, perusahaan banyak melakukan pelanggaran Undang-Undang Ketenagakerjaan seperti menerapkan hari Jumat dan Minggu diliburkan.

“Dengan kondisi tersebut target kerja satu minggu tentu tidak tercapai dan tidak bisa terpenuhi, maka dari itu kita mendesak agar pihak manajemen yang hadir yaitu Asisten HCJS Asep dan Ketua KTU Haris bekerjasama demi kesejahteraan pekerja di PT. Nusa Raya Agro Sawit,” paparnya.(syaiful)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here