Oleh: Haikal Yusuf
Ada yang berbeda di momen perayaan Hari Buruh (May Day) pada 1 Mei kali ini. Aksi May Day yang biasanya berlangsung dengan unjuk rasa anarkis dan ricuh kali ini berbeda. Aksi berjalan dengan damai dan diisi dengan kegiatan yang positif. Kalaupun ada berita tentang aksi anarkis dan vandalisme, hal itu hanya ulah oknum-oknum (bukan buruh) yang menunggangi aksi para buruh tersebut.
Apakah ini ada hubungannya dengan pertemuan para pimpinan Serikat Buruh dan Presiden Jokowi sebelumnya di Istana Bogor pada tanggal 26 April 2019 lalu???!!
Ternyata saat itu, Presiden Jokowi telah MENYETUJUI tuntutan buruh terkait revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Walaupun saat itu hadir pula Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal yang notabene mendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres lalu!
Sinergi antara Buruh dan Kepolisian yang selama ini dianggap selalu “bermusuhan” pun pelan-pelan bisa kita lihat ketika disetujuinya pembentukan desk perburuhan di Kepolisian untuk melindungi hak-hak buruh, yang akan segera di ujicoba di Polda Metrojaya. Pada aksi May Day kemarin juga aparat kepolisian membantu mengawal para buruh agar sampai lokasi dengan selamat. Ada pula Kepolisian Bekasi dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) memperingati Hari Buruh dengan kegiatan sosial contohnya; kerjasama pembuatan SIM gratis dan pembuatan SKCK.
Kunci yang paling penting dan terakhir adalah sebagian besar Serikat Buruh merasa telah puas dengan kerja Pak Jokowi selama ini! Maka dari itu, selain mereka mendukung Pak Jokowi lagi pada Pilpres kemarin, mereka juga mengisi acara May Day dengan sukacita riang gembira, yang diisi dengan berbagai kegiatan sosial dan berbagai kegiatan positif lainnya. Toh Pak Jokowi pun telah memenuhi permintaan utama mereka untuk merevisi PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan tersebut.
Ah! Ternyata ini kunci Presiden Jokowi agar May Day berlangsung damai. Karena buruh dan peringatan May Day tidak perlu lagi diidentikan dengan aksi demonstrasi yang panas, anarkis dan rusuh karena tuntutan yang tidak digubris oleh Pemerintah.
Penyampaian aspirasi serta diskusi lebih humanis dan sejuk ketika disampaikan langsung ke Presiden sambil menyantap makan siang di Istana. Semua hanya dapat terjadi di sebuah negeri yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan dipimpin oleh pemimpin yang humanis dan demokratis.
Istana bukan hanya tempat elit, bukan hanya tempat para pejabat, bukan hanya tempat para petinggi parpol namun juga tempat seluruh lapisan masyarakat termasuk Buruh!
Selamat Hari Buruh!
Panjang Umur Perjuangan!!!
(Sumber: kompassiana.com)
Haikal Yusuf, Ketua Aliansi Rakyat Melek Politik/ARAMPO