sbsinews- Oleh Bima Sakti Ginting, SH. Sesulit hati membuka pintu kasih, bukan berarti dunia yang kamu pijak akan menemui kedamaian justru warna kegagalan diri di mulai ketika kamu menolak sukacita di hati.
Satu kesalahan dari orang lain memang bisa menimbulkan ukiran kebencian di hatimu tetapi duri kebencianmu kepada orang yang sudah membuat blunder tentu itu hanya akan menimbun banyak kesalahan dari dalam dirimu..
Akar kebencian jelas akan memenjarakan jiwamu hidup hanya untuk mendendam dan membenci orang lain hingga kamu tak akan sadar kamu sedang membuat lobang kehancuran bagi diri sendiri..
Lantas apa gunanya membenci jika kebencian hanya akan merusak fungsi hati dan pikiranmu. Jika membuat jembatan lebih bermanfaat agar kamu terhubung dengan orang lain maka untuk apa membangun tembok pemisah yang hanya akan membuatmu jadi sepi dari orang2..?
Kebahagiaan tidak akan memasuki hatimu jika kau penuh kebencian.
Begitu kebencian merasuki hatimu maka saat itulah hatimu sudah mati..
Mungkin tubuhmu bergerak dan darahmu masih mengalir tapi kamu sudah mati.
Menyimpan akar kepahitan kepada sesama hanya membuat kita jauh dan sulit mencari ketenangan hati dari orang lain terlebih dari Tuhan. Lalu Apa yg bisa kamu dapati saat harus membenci..? kamu tak bisa terbang ceria seperti elang jika berat beban bencimu tak mampu kau buang lebih dahulu.
Hiduplah untuk terus mengukir masa depan bukan mengukur akar pahit di masa lalu..
Tuhan tak ingin hidup kita berantakan namun Dia ingin kita mengandalkan-Nya ketika kita percaya Dia-lah penolong yg dapat di andalkan saat orang lain mengecewakan..
Akhiri saja segala kebencianmu lalu doakan orang yang sudah menyakitimu karena adalah lebih baik berdamai dengan diri daripada menjadikan musuh pribadimu menjadi musuh banyak orang. Itu tak gentle.
Jika dengan mandi membuatmu sudah merasakan tubuh yang bersih maka jangan lupa cuci juga luka hatimu dengan keikhlasan lalu balutlah itu dengan doa supaya kamu lekas pulih..
Percayalah masih lebih mudah cari tidur dengan perut yang lapar daripada menahan kebencian pada orang lain. Jangankan nyenyak. Tenang pun kian menjauh.
Obat yang terbaik untuk menghilangkan nyeri kebencian hanyalah kerelaan hati untuk melupakan apa yang sudah terjadi karena kebencian bukan datang untuk menyembuhkan luka tapi hadir hanya untuk terus menyakiti diri.
Padamkan saja rasa kebencian itu sebelum kebencian itu mengubahmu menjadi seorang pembunuh atas motif kebencian dan dendam.
Mulailah membenci dosa sendiri sebelum membenci dosa orang lain. Itu lebih bijaksana.
Berhentilah membenci..
Kamu bukan budak kebencian..
Benci berasal dari si jahat..
Hatimu di buat untuk memaafkan dan mengasihi bukan untuk membenci..
Manusia wajar membenci tapi tidak untuk selamanya. Jika demikian maka ada yg salah dengan hatimu. Betul..?
Tataplah hidup baru dengan kepala terangkat karena di depan sana masih ada harapan untuk ke arah yang tepat tanpa ada lagi rantai kekecewaan dan kebencian yang membuatmu terikat dan berat melangkah untuk maju satu langkah lebih baik dari orang lain..
Sumber : Facebook Alafa.
Bima Sakti Ginting, SH.
Humas (K) SBSI Provinsi Riau