Betapa muramnya nasib buruh kita di Kuala Tanjung, Direktur PT INALUM harus segara Buka mata, bahwa ada ratusan buruh di PHK, pesangon tak diberi. Inilah Potret Buruh di lingkup Inalum yang Sebenar -benarnya dibuang bagaikan sampah. Inilah potret Kawasan Industri Kuala Tanjung yang Sebenar – benarnya.
Bapak Presiden dan Bapak Menteri BUMN, yang katanya ini Kawasan industri Kuala Tanjung telah dijadikan Pemerintah Pusat sebagai daerah yang paling berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Inilah kenyataannya, hak-hak buruhnya saja tak mampu ditunaikan, padahal yang menggerakn industri di Kuala Tanjung adalah Buruh, bukan Presiden, bukan Gubernur, bukan pula Bapak Direktur- direktur dan Manager-manager
Sekarang ini nasib buruh Kuala Tanjung yang selama in menggerakan industri nasional di objek vital telah dibuang bagaikan sampah, keluarga dan anak-anak buruh dimiskinkan, industri bertambah kaya, hak-hak buruh diabaikan. Kini nasib buruh Kuala Tanjung tercekik, hidup tak pasti, tabungan habis.
Sekarang ini, nasi buat buruh tak sampai ke piring istri dan anak-anaknya.
Menolak Lupa INALUM KUALA TANJUNG
Sementara itu Pemerintah telah menunjuk Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo resmi diangkat sebagai Komisaris Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).
Diangkatnya Doni Monardo sebagai Komisaris Utama PT Inalum berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis, 10 Juni 2021.
PT Inalum merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pertambangan dengan anggota PT Freeport Indonesia, PT ANTAM, PT Bukit Asam, PT Timah, dan saham minoritas di PT Vale Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pengalaman Doni Monardo untuk mengisi jabatan Komisaris Utama di PT Inalum tak perlu diragukan lagi.
Namun mungkinkah keluhan buruh PT INALUM akan segera berganti senyuman tentu menjadi hal yang patut ditunggu.
Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K)SBSI menganggap penting bagi Petinggi PT Inalum memperhatikan Nasib Buruh/Pekerjanya, apalagi PT Inalum adalah Perusahaan Negara dimana Wajah Penerapan Regulasi Ketenagakerjaan menunjukkan Idealitasnya.
Penulis
Andi Naja FP Paraga
Ketua PP FMIG
Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia