Saya termasuk yang menyambut baik saat Jusuf Kalla didapuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowo-MA. Tapi di sisi lain jujur saya tidak terlalu bahagia. Tepatnya saya sedikit was-was. Karena saya tahu pasti Si Kancil – julukan Jusuf Kalla – ini sangat jago membuat manuver lincah.
Dulu saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dimana seharusnya Presiden dan Wakil Presiden bersikap netral. Secara terang-terangan Jusuf Kalla mendukung Anies Baswedan. Bahkan konon katanya dialah yang mengajukan nama Anies Baswedan kepada Prabowo Subianto untuk dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta. JK sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah melakukan pembiaran terhadap masjid_masjid di DKI Jakarta untuk ajang kampanye pemenangan Anies Baswedan. Bahkan orang-orang dekat dan orang kepercayaan Jusuf Kalla ( JK’Boys ) secara aktif masuk dalam Timses Anies-Sandi.
Di Pilpres 2019 Jusuf Kalla kembali bermain 2 kaki. Secara pribadi dia duduk manis di Dewan Pengarah TKN Jokowo-MA, tapi di sisi lain dia “menempatkan” JK’Boys seperti AKSA MAHMUD dan LA ODE BASIR di Kubu pemenangan Prabowo – Sandi. Dengan pola 2 kaki tersebut bukan tidak mungkin strategi rahasia masing-masing kubu akan berpeluang bocor ke dua arah.
Pemikiran JK sebagai pedagang dan pengusaha sangat rasional dan mungkin merasa lebih aman dan nyaman kalau dia dan kelompoknya tidak akan tersingkir atau tetap mendapatkan benefit siapapun Pemenangnya.
Pola Kancil berdiri di 2 kaki ini membuat pasukan di level bawah yaitu di zona penyerangan akan bisa frustasi. Karena pasukan tempur hanya digunakan sebagai pion yang sekedar meramaikan saja. Sedangkan Mind master di dua kubu asyik atur strategi sambil ngopi dan menghitung propabilitas siapa yang lebih berpeluang menang.
Mudah-mudahan kepiawaian ERICK THOHIR selaku Komandan Pasukan Tempur TKN Jokowo-MA bisa mengatasi hal-hal seperti ini. Jangan biarkan JK bertindak seperti TEH BOTOL SOSRO : siapapun presidennya, JK tetap yang mendapatkan benefit utamanya.
Saya berharap analisa saya ini salah. Dan saya berharap JK masih punya nasionalisme untuk obyektif membela kepentingan rakyat Indonesia. Bukan sekedar mengamankan kepentingan bisnis dia dan kelompoknya semata. Saya berharap JK masih punya fatsun politik yang beretika dengan secara profesional mendukung Jokowi-MA. Agar kesinambungan pembangunan nasional dapat terjaga demi Indonesia yang lebih baik
Tinggalkan warisan yang indah buat anak cucu pak JK, bukan sekedar menjadi Teh Botol Sosro.
Salam Satu Indonesia
(Bisri Mustofa)