SBSINews – Putri Presiden keempat Abdurahman Wahid, Yenny Wahid, menyebut, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto banyak menyampaikan dan membaca data yang keliru saat debat melawan capres nomor urut 01, Joko Widodo.
Salah satu kesalahan data yang disampaikan Prabowo, menurut Yenny, adalah soal anggaran Indonesia yang lebih kecil dibanding Singapura.
Saat debat, Prabowo mengatakan, anggaran untuk pertahanan dan keamanan di Indonesia hanya 5 persen dari APBN dan 0,8 persen dari GDP.
Sementara di Singapura, anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN dan 3 persen dari GDP.
“Saya melihat Pak Prabowo ini, saya tidak meragukan nasionalisme beliau, saya kagum patriotisme dan nasionalisme beliau, namun sayang malam ini beliau banyak mengutip atau membaca data yang salah,” kata Yenny usai debat keempat pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2019).
“Ini cara baca sudah keliru. Yang pertama, APBN kita jauh lebih besar dari Singapura, hampir tiga kali lipat. Artinya adalah, anggaran kita (untuk bidang pertahanan dan keamanan) nggak beda jauh,” sambungnya.
Selanjutnya, kata Yenny, jika anggaran menjadi salah satu ukuran keperkasaan militer dari sebuah negara, maka Indonesia justru melampaui Singapura.
Sebab, di kawasan ASEAN, Indonesia punya kekuatan militer yang dianggap paling kuat.
Data ini dirujuk Yenny dari Global Firepower Index, sebuah lembaga yang menghitung kekuatan militer di seluruh negara.
Bahkan, merujuk data tersebut, militer Indonesia berada pada peringkat 15 dunia. Sementara Singapura, ada di urutan ke-59.
“Indonesia bahkan lebih kuat dari Australia,” ujar Yenny.
Meski begitu, Yenny tetap mengapresiasi jalannya debat. Meskipun suasana sempat memanas, tetapi, di akhir debat, Jokowi dan Prabowo terlihat saling merangkul.
(Sumber: KOMPAS.com)