SBSINews – Menko Polhukam Jend (Purn) TNI Wiranto menepis pernyataan Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto yang menganggap banyak TNI yang bertindak asal bapak senang (ABS). Menurutnya, percuma TNI bersikap itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Nga-be-es ke Pak Jokowi yang suka blusukan kesana-kemari percuma. Pasti akan mempermalukan diri sendiri karena akan ketahuan bohongnya,” ujar Wiranto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/4/2019).

“Makanya, jangan asal menuduh menyamakan dengan pengalamannya sendiri. Apalagi yang dituduh institusi TNI, almamater yang membesarkannya, sungguh menyedihkan!” imbuhnya.

Wiranto mengungkapkan hal tersebut ketika ditanya seusai Rakernas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Banjarmasin Selasa 2 April.

Hal lainnya yang juga disinggung Wiranto terkait pernyataan Prabowo di debat keempat Pilpres adalah pernyataan Prabowo yang sejak usia 18 tahun sudah siap mati untuk negara. Menurut mantan Panglima ABRI ini, tak hanya Prabowo, namun semua prajurit TNI sejak dilantik sudah kontrak mati untuk negeri yang dicintai ini.

Bahkan, sudah ribuan prajurit gugur dalam menjalankan tugasnya, dan mereka telah membuktikan sebagai prajurit sejati. “Maka, sebaiknya kalau masih hidup sampai sekarang tak perlu membanggakan diri. Lebih baik mensyukuri untuk melanjutkan pengabdiannya. “The soldiers never die just fade away,” katanya.

Pernyataan Prabowo yang menyalahkan para senior jenderal karena meramalkan tak ada perang, tapi terjadi perang di Timor-Timur (Timtim), kata Wiranto, “Senior benar Prabowo salah”. Menurut Wiranto, operasi di Timtim bukan perang antarnegara tetapi operasi keamanan dalam negeri (Opskamdagri), yang ketika itu Timtim merupakan propinsi ke-27.

Perang pasca-Proklamasi 1945 hanya sekali saat menghadapi agresi Belanda. Setelah itu, hingga sekarang dan prediksi ke depan perang terbuka, perang konvensional akan sangat kecil kemungkinannya berdasarkan hasil kajian strategis.

Wiranto menambahkan, mindset ancaman sudah berubah dalam spektrum yang lebih luas dan kompleks, sehingga ia mengkitisi kalau dalam menerjemahkan ancaman sudah salah, maka kebijakan yang diambil pasti akan jauh menyimpang dari yang dibutuhkan. “Apalagi itu kebijakan negara, wah pastilah resikonya sangat fatal,” tuturnya.

Dicontohkannya, karena salah mendeskripsikan ancaman terkini, Prabowo yang menilai dirinya paling paham soal pertahanan keamanan justru menganggap pertahanan RI buruk dan lemah. Sebabnya, hanya karena tidak punya uang untuk memberdayakan TNI.

“Bayangkan kalau APBN dihambur untuk membeli Alutsista TNI, sedangkan ancaman rielnya bukan perang apa jadinya negeri ini?” katanya.

Menurut Wiranto, Jokowi sudah benar menempatkan Anggaran Pendapat Belanja Negara (APBN) buat pertahanan terus meningkat sejalan dengan semakin menipisnya trauma kembalinya kekuatan militer mendominasi negeri ini.

Mengenai pendapat Prabowo tentang mempertahankan teknologi lama atau kuno dengan alasan tak mau berutang, Wiranto menanggapinya dengan tertawa. Menurutnya salah aneh dan salah besar, karena UUD 1945 sudah sangat gamblang mengamanatkan kepada kepala negara atau pemerintahan untuk melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, baru ikut melaksanakan ketertiban dunia.

“Ini ada capres yang malah enggan mencerdaskan bangsanya hanya karena tak mau berutang! Negara mana sih yang enggak ngutang ? Negara maju seperti AS, Jepang bahkan Cina punya utang. Yang penting utang itu buat investasi yang produktif yang mempunyai prospek positif ke depan termasuk transfer teknologi,” ujarnya.

Wiranto menuturkan, ke depan yang menghidupi bangsa Indonesia bukan lagi bergantung ke natural resources sumber daya alam yang semakin menipis. Namun, human capital sumber daya manusia yang cerdas dan tercerahkan. (Sumber: Okezone News)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here