Facebook kedapatan menaruh iklan WhatsApp satu halaman penuh di sejumlah koran cetak India. Iklan tersebut, yang disebar di 10 surat kabar berbahasa Inggris dan Hindi, setidaknya menelan biaya “puluhan juta Rupee minggu ini”, menurut laporan Reuters.

Dalam iklan tersebut, Facebook dan WhatsApp berupaya mengklarifikasi kebijakan baru mereka yang jadi kontroversi dalam beberapa pekan terakhir.

“WhatsApp tidak dapat melihat pesan pribadi Anda atau mendengar panggilan Anda, begitu pula Facebook: Setiap pesan pribadi, foto, video, pesan suara, dan dokumen yang Anda kirim ke teman, keluarga, dan rekan kerja Anda secara pribadi atau grup obrolan dilindungi oleh enkripsi ujung-ke-ujung,” bunyi pesan iklan tersebut. “Itu tetap di antara kamu.”

Ini bukan kampanye iklan pertama dari WhatsApp di tengah kontroversi. Pada dua tahun lalu, mereka juga sempat memakai strategi media yang sama ketika mendapat kritik gagal mengatasi hoaks di India.

Sebelumnya, WhatsApp yang akan membagikan data pengguna Business ke Facebook menuai kontroversi dan kecaman dari pengguna mereka dalam beberapa pekan terakhir. WhatsApp menjelaskan, melalui kebijakan itu mereka ingin penggunaannya dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat WhatsApp-nya.

WhatsApp meminta pengguna mereka untuk menerima kebijakan itu dengan tenggat waktu hingga 8 Februari 2021, jika mereka tak mau akun mereka dibekukan.

Perusahaan menjelaskan kalau aktivitas berbagi data dengan Facebook untuk tujuan ini sudah berlangsung pada tahun 2016. Meski demikian, saat itu mereka memberi pengguna pilihan untuk tidak ikut, di mana kebijakan barunya tidak menyediakan opsi untuk menolak.

Namun demikian, banyak pengguna yang telah salah menafsirkan pernyataan perusahaan karena rekam jejak pelanggaran privasi Facebook. Buntutnya, mereka beralih ke platform lain seperti Signal atau Telegram, yang dianggap lebih menghormati privasi mereka.

Kontroversi WhatsApp kemudian bak menjadi durian runtuh bagi platform perpesanan lain. Pendiri Telegram Pavel Durov, misalnya, mengatakan bahwa pengguna yang pindah ke Telegram dalam beberapa hari terakhir adalah “migrasi digital terbesar dalam sejarah manusia” dengan catatan 25 juta pengguna baru dalam 72 jam.

Menurut catatan pemantau aplikasi Sensor Tower, angka download aplikasi Signal di India melonjak menjadi 7.100.000 antara 5 Januari dan 12 Januari, ketika kebijakan WhatsApp mulai jadi kontroversi. Padahal, di hari sebelumnya jumlah download Signal cuma sekitar 15.000 saja. Di periode yang sama, download Telegram melonjak 40 persen, sementara WhatsApp turun 30 persen.

Redaksi SBSINEWS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here