Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan vaksin Covid-19 Sinovac halal. Hal ini diumumkan usai menggelar rapat pleno terkait fatwa vaksin Covid-19 Sinovac, Jumat (8/1/2021) siang.

Rapat tersebut dimulai pukul 14.42 WIB di kantor MUI pusat secara offline atau tatap muka.

“Kemudian yang terkait aspek kehalalan setelah dilakukan yang cukup panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor rapat komisi fatwa menyepakati bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Life Science China yang diajukan proses sertifikasi oleh Bio Farma hukumnya suci dan halal,” kata Ketua MUI Asrorun Niam dalam jumpa pers, Jumat (8/1/2020).

Vaksin Sinovac
Keputusan fatwa kehalalan vaksin CoronaVac ini sudah lama ditunggu masyarakat dan umat seiring berjalannya pemberian izin penggunaan darurat/EUA antivirus Corona produksi perusahaan Sinovac tersebut dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun, untuk aspek ketoyibannya masih menunggu BPOM.

Izin EUA dan fatwa halal MUI untuk CoronaVac akan menjadi lampu hijau penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac agar bisa disuntikkan kepada masyarakat dan umat Islam.

Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito juga mengatakan telah memberikan data-data vaksin COVID-19 kepada MUI. Dalam laporannya, tidak ada proses yang bertentangan, atau di prosesnya, vaksin Sinovac tidak menggunakan bahan-bahan yang sifatnya tidak halal.

Jangan Merugikan Orang Lain

Pada hari Jumat (08/01/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah pedagang ke Istana Kepresidenan Bogor. Pada kesempatan dirinya berbicara mengenai vaksinasi virus Corona (COVID-19) yang dimulai pekan depan.

Namun tak hanya bicara soal waktu dimulainya vaksinasi, Jokowi juga berpesan kepada orang-orang yang enggan divaksinasi. Menurut Jokowi mereka yang tak mau divaksinasi bisa merugikan orang lain. Sebagaimana dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, kemarin Jumat (8/1/2021).

“Kalau ada yang tidak mau divaksin itu tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi bisa merugikan orang lain,” tegas mantan Wali Kota Solo itu.

Vaksin Merah Putih dan Kemandirian Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi pengubah situasi alias game changer saat pandemi Covid-19.

Vaksin buatan dalam negeri bisa jadi momentum dari ketergantungan pada vaksin impor, menjadi tidak tergantung karena mampu produksi vaksin sendiri di dalam negeri.

“Kemarin, Menkes sudah datang ke Bio Farma dan kita laporkan kita tidak mau tergantung terus vaksin impor, jadi vaksin Merah Putih pun kita adakan dan masih perlu waktu,” kata Erick Thohir dilansir dari Antara, Sabtu (9/1/2021).

“Hari ini bersama KPK dan Menkes akan pantau vaksin Merah Putih bersama agar menjadi game changer bangsa kita tidak tergantung vaksin luar negeri saja,” pungkasnya.

Tapi Vaksin Merah Putih tidak boleh lama-lama dan harus bisa mengatasi Covid19 jenis baru yang konon merupakan metamorfosa dari jenis sebelumnya.

Salam Sehat
Dewan Redaksi SBSINews

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here