Menyatakan prihatin dengan kesiapan bangsa ini untuk mengantisipasi bencana dan meminimalisir jatuhnya korban
Oleh: Muchtar Pakpahan
Pada jam 21.35 malam minggu (22/12) yang lalu Saya membaca WAG SBSI PT. SMI Serang. dari beberapa anggota menyampaika kabar, “Air laut surut, bakal tsunami, doakan kami.”
13 menit kemudian dikirim potongan video, sudah terjadi tsunami disertai doa-doa keselamatan. Kemudian muncul pejabat BMKG di Kompas TV yang menyatakan bahwa kejadian di Banten adalah bukan tsunami karena tidak ada gempa, yang terjadi adalah air pasang rob.
Padahal sudah diperlihatkan videi ada grup band yang sedang manggung dihempaskan oleh gelombang ke laut.
Lalu saya bertanya dalam hati, separah itukah bangsa ini yang sering dilanda tsunami?
Kemudian saya ingat dan cari tahu di google yaitu pada Tahun 2012 ada 22 Buoy (alat deteksi tsunami) terpasang di Indonesia.
Menurut informasi dari google alat deteksi itu yang masih aktif tinggal delapan.
Disebut juga bahwa biaya merawatnya sekitar 165 milyar tetapi tidak disebutkan apakah biaya itu pertahun atau untuk selamanya.
Dari fakta di atas saya atas nama pribadi dan Keluarga Besar SBSI menyampaikan turut berdukacita yang mendalam, seraya prihatin dan menyesalkan, mestinya korban tidak begitu banyak kalau Buoy tersebut aktif dan terawat.
Kepada semua pimpinan partai dan kedua pasangan capres buatlah ini menjadi catatan serius. Berhentilah lalai yang disengaja, usia kemerdekaan bangsa kita ini merdeka sudah 73 tahun.