SBSINews – Istri almarhum Bimo Nugroho, penulis buku ‘Jokowi People Power’, Tatty Aprilyana menulis surat terbuka untuk Amien Rais. Tatty mempermasalahkan Amien Rais yang membawa buku karya suaminya ketika diperiksa polisi.
“Kepentingan yang diusungnya juga bukan tanggung jawab kami. Tetapi, kami sebagai anak-anak dan istri almarhum Bimo Nugroho sangat berkeberatan dengan digunakannya buku karya orang yang kami kasihi tersebut dalam upaya Amien Rais menggiring opini publik tentang adanya “JOKOWI PEOPLE POWER”,” tulis Tatty dalam surat terbukanya.
Oleh karena itu, dalam surat terbukanya tersebut, Tatty menolak dengan tegas politisasi terhadap buku ‘People Power Jokowi’ yang dilakukan oleh Amien Rais. Menurutnya, apa yang dilakukan Amien Rais tidak beretika.
“Patut diduga dengan kuat Amien Rais sedang mencari relevansi “people power” yang diserukannya. Di sinilah keberatan kami sebagai keluarga almarhum Bimo Nugroho timbul. Kami menolak upaya tak beretika yang dilakukan Amien Rais dengan menggunakan hasil tulisan orang yang sudah tidak bisa melakukan bantahan untuk kepentingan politik pribadinya,” tulisnya.
Saat dihubungi, Tatty berharap ada respons dari Amien Rais terhadap suratnya. Baginya, upaya Amien Rais untuk menyitir buku tersebut untuk narasi politiknya adalah perbuatan yang tak etis.
“Sementara yang Amien Rais lakukan ini kan tidak etis. Menyitir buku mendiang suami saya untuk kepentingan narasi politik dia yang jahat,” kata Tatty, saat dihubungi oleh detikcom, Minggu (26/5/2019).
Sebelumnya diberitakan, Amien Rais membawa buku ‘Jokowi People Power’ ketika diperiksa di Polda Metro Jaya pada Jumat (24/5/2019). Saat itu, Amien diperiksa sebagai saksi kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana. Dalam pemeriksaan itu, Amien menjelaskan soal pernyataan ‘people power’.
“Jadi yang saya kembangkan sesungguhnya people power enteng-entengan, bukan seperti people power yang mau mengganti rezim atau menjatuhkan presiden, itu sama sekali jauh,” kata Amien kepada wartawan.
Kembali ke surat terbuka dari istri penulis buku ‘Jokowi People Power’, berikut isi lengkapnya:
SURAT TERBUKA UNTUK AMIEN RAIS
Kemarin, 24 Mei 2019, dari beberapa grup wa yang kami ikuti, kami mendapat kabar tentang ulah Amien Rais yang membawa dan memamerkan sebuah buku berjudul “JOKOWI PEOPLE POWER” saat ia diperiksa di Polda Metro Jaya sebagai saksi dalam kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.
Dipamerkannya buku tersebut oleh Amien Rais di hadapan awak media tentu saja mengagetkan kami, anak dan istri Bimo Nugroho – penulis buku tersebut.
Buku “JOKOWI PEOPLE POWER” adalah sebuah catatan yang dibuat oleh Bimo Nugroho (Alm.) dan M. Yamin Ponca Setia (Alm.) tentang pelajaran dalam proses kerja politik sukarela yang dilakukan oleh banyak pihak, organisasi, kelompok dalam pemilihan presiden tahun 2014.
Bukan buku tentang ajakan melakukan “people power” sebagaimana yang dinarasikan oleh Amien Rais.
Kita sama mengetahui hari-hari belakangan Amien Rais dan gerombolannya lantang berteriak tentang seruan “people power” sebagai ekspresi politik mereka dalam mengkritisi (atau mengganggu?) proses politik elektoral yang tengah berlangsung dan merecoki jalannya pernerintahan yang sah.
Perihal posisi politik yang diambil Amien Rais dan gerombolannya sesungguhnya bukanlah urusan kami, keluarga dari almarhum Bimo Nugroho.
Kepentingan yang diusungnya juga bukan tanggung jawab kami.
Tetapi, kami sebagai anak-anak dan istri almarhum Bimo Nugroho sangat berkeberatan dengan digunakannya buku karya orang yang kami kasihi tersebut dalam upaya Amien Rais menggiring opini publik tentang adanya “JOKOWI PEOPLE POWER”.
Meskipun secara tersurat itu tidak dikatakannya, gestur politik yang ditunjukkan lewat pamer buku tersebut sepenuhnya membuat orang akan berfikir tentang adanya Jokowi people power.
Patut diduga dengan kuat Amien Rais sedang mencari relevansi “people power” yang diserukannya.
Di sinilah keberatan kami sebagai keluarga almarhum Bimo Nugroho timbul.
Kami menolak upaya tak beretika yang dilakukan Amien Rais dengan menggunakan hasil tulisan orang yang sudah tidak bisa melakukan bantahan untuk kepentingan politik pribadinya.
Politisasi buku “JOKOWI PEOPLE POWER” tidak sepatutnya dilakukan.
Kami meminta kepada Amien Rais untuk menjelaskan tujuannya dalam politisasi buku “JOKOWI PEOPLE POWER” tersebut.
Tertanda,
Taty Apriliyana (istri Bimo Nugroho)
Hayuning Sumbadra, Btari Kinayungan, Sangayu Piwulang Sae (anak-anak Bimo Nugroho)
(Sumber: detiNews)