Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Jakarta Mujiono Koesnandar ikut mengomentari tudingan Indonesia Corruption Watch (ICW) pada Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko.
ICW sebelumnya mengaitkan Moeldoko yang juga menjabat sebagai kepala staf kepresidenan, dengan promosi dan distribusi salah satu obat COVID-19, yakni Ivermectin.
Mujiono khawatir tudingan itu berdampak pada semangat para sukarelawan menangani COVID-19.
“Apa mereka tidak memikirkan dampak tudingan yang sangat mungkin membuat semangat para sukarelawan penanganan COVID-19 menurun,” ujar Mujiono dalam keterangannya, Minggu (25/7).
Menurut Mujiono, semua pihak seharusnya bergotong royong menangani pandemi COVID-19, bukan malah mengeluarkan pernyataan yang justru dapat berakibat membelah keberpihakan publik.
Dia juga mengingatkan bahwa Moeldoko tidak pernah menyebut mereka obat tertentu yang diproduksi PT Harsen.
“Saya kira sampai saat ini Moeldoko tak pernah menyebut merek dagang obat produksi PT Harsen. Justru yang disebut selalu nama generik, obat yang juga diproduksi BUMN PT Indofarma,” ucapnya.
Mujiono kemudian mengajak semua pihak untuk berempati terhadap penananganan COVID-19.
Dia lantas meminta para pengurus ICW membaca kisah-kisah sufi agar hati mereka lebih lembut, gampang berempati dan mendapatkan kehalusan hati manusiawi.
“Coba banyak merenung, tafakur dan banyak baca kisah para sufi. Dalam khazanah sufi ada Sa’di Ghulistan yang bahkan mempertanyakan seseorang yang abai terhadap kesedihan sesama manusia,” pungkas Mujiono. [SBSINEWS)