Di Iran, Kristen adalah agama minoritas. Hanya ada sekitar 0,5 % atau sekitar 300 ribu Kristiani di Iran yang berpenduduk total 70 juta jiwa lebih. Mayoritas Kristiani di Iran berasal dari etnis Armenia dan etnis Assyria. Kebanyakan mereka tersebar di Tabriz, Esfahan dan Tehran. Ada dua kursi untuk warga Kristen di Parlemen untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
Kristen Armenia merayakan Natal setiap 6 Januari. Bukan 25 Desember pada umumnya. Mereka punya argumentasi sendiri untuk itu.
Meski minoritas, Kristiani di Iran tetap punya hak yang sama dengan warga mayoritas. Mereka punya 600 gereja. Diyat (denda) yang dikenakan tidak ada bedanya antara warga Muslim dengan Kristiani. Mereka juga punya hak yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan posisi yang mereka inginkan, selama memang memiliki kredibilitas untuk itu.
Sebagaimana Andranik Teymouiran. Ia adalah Kristiani pertama yang menjadi kapten Timnas Sepakbola Iran. Gelandang yang pernah bermain untuk Fulham tersebut tidak terhalangi untuk mendapatkan kepercayaan sebagai kapten Timnas dari kesemua rekan timnya yang muslim. Ia juga tidak pernah risih menunjukkan kekristenannya dengan membuat tanda salib setiap memasuki lapangan.
Sewaktu memimpin rekan-rekannya menuju Brasil di ajang Piala Dunia 2014, ia ikut dalam tradisi mencium Alquran sebagai upacara lazim dalam timnas Iran. Meski ia mendapat izin untuk tidak mengikuti upacara tersebut, ia tetap memilih mengikuti tradisi itu. Sebagai kapten tim, ia menjadi yang pertama menciumi Alquran. Ulama Iran yang memegang Alquran tidak bisa menahan gelinya di lokasi kejadian.
Teymouiran (panggilannya Ando yang artinya Samurai karena model rambutnya) tidak lantas merasa harus terusik keimanannya hanya karena menciumi kitab sucinya umat Islam. Semua juga tahu, ia memilih mencium Alquran karena ia menghormati tradisi di Iran bukan karena imannya pada Al-Kitab mengendur.
Demikian pula, tradisi pemimpin di Iran, baik oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei maupun Presiden Iran (saat ini Hassan Rouhani). Setiap menjelang Natal, keduanya mendatangi keluarga veteran Iran yang beragama Kristen untuk berbincang langsung dan mengucapkan selamat Natal. Yang dikunjungi juga paham dan tahu, ucapan selamat Natal kedua pemimpin tersebut bukan dalam rangka ikut meyakini Natal yang mereka rayakan, melainkan sebagai bentuk penghormatan pada mereka yang turut gugur atau turut berperan dalam menjaga kedaulatan negara. Sekaligus upaya pemimpin negara dalam menjaga kerukunan antar anak bangsa.
Di Islam, tempat ibadah agama lain dihormati dan dilarang dirusak, itu bukan karena Islam meyakini dan membenarkan ibadah-ibadah yang mereka lakukan di tempat-tempat tersebut, melainkan Islam menunjukkan jati dirinya sebagai agama rahmatalil ‘alamin yang memberikan hak paling asasi pada setiap manusia untuk bebas menjalankan keyakinannya sekaligus mampu memberikan penghormatan pada perbedaan keyakinan.
Salam dari Republik Islam Iran.
Redaksi SBSINews