SBSINews – Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, mengaku khawatir pernyataan soal propaganda Rusia yang dilontarkan Presiden Joko Widodo akan menyinggung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Priyo menyebut pernyataan Jokowi tersebut rentan memengaruhi hubungan bilateral Rusia dan Indonesia.
“Saya tidak tahu kalau nanti akhirnya Presiden Putin membaca itu dan saya dengar beberapa pers utama Rusia sudah memberitakan ini. Saya tidak tahu apakah nanti ada dampak yang tidak baik terhadap hubungan kedua negara,” kata Priyo saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (6/2).
Ketersinggungan itu, kata Priyo, tercermin dari sikap Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia. Mereka dengan cepat menunjukkan ketidaknyamanan terhadap pernyataan “propaganda Rusia” Jokowi.
Priyo menyatakan BPN prihatin terhadap langkah Jokowi yang grasa-grusu menuduh Prabowo-Sandi melakukan “propaganda Rusia”.
“Jadi kali ini mohon maaf saya harus mengatakan Pak jokowi agak ceroboh,” tuturnya.
Tim Prabowo Cemas Putin Tersinggung ‘Propaganda Rusia’ JokowiPriyo Budi Santoso. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Lebih lanjut, Priyo membantah Prabowo-Sandi menggunakan konsultan politik asing. Ia malah balik menuduh Jokowi yang saat ini bekerja sama dengan konsultan politik Amerika Serikat, Stanley Greenberg.
BPN Prabowo-Sandi menemukan nama Joko Widodo dalam situs resmi konsultan yang pernah memenangkan beberapa nama beken, seperti Bill Clinton, Al Gore, dan John Kerry.
“Ini yang kita dapat di situs tersebut. Saya tidak tahu ini kebenarannya, tapi kami justru bertanya apa benar seperti itu? Mudah-mudahan segera bisa diklarifikasi supaya jelas,” ucap Priyo.
Sebelumnya, Jokowi menuturkan Prabowo-Sandi menyewa jasa konsultan asing dan menggunakan propaganda Rusia.
Pernyataan itu disampaikan saat Jokowi bersua relawan Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2). Pernyataan itu merespons tudingan Jokowi sebagai antek asing.
Pidato “propaganda Rusia” itu sempat menuai berbagai respons. Termasuk protes dari Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia. Mereka menegaskan Rusia tidak daalam posisi mencampuri politik dalam negeri Indonesia.
“Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas,” tulis Kedubes Rusia untuk Indonesia melalui akun Twitter resmi mereka, Senin (4/2).