Jawa Timur, SBSINews – Siang ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam Konferensi pers menyatakan bahwa pelaku yang berada di Rusun Wonocolo Taman Sidoarjo belum sempat melakukan aksi namun bomnya sudah meledak sendiri.

“Ini bisa kita sebut senjata makan tuan, kemungkinan besar ledakan terjadi akibat kecelakaan,” kata Kapolri.

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin memastikan bahwa 13 pelaku pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo tewas.

Lebih lanjut dikatakan Irjen Pol Machfud Arifin bahwa enam pelaku tewas pada aksi di tiga gereja Surabaya. Tiga pelaku tewas di Rusun Wonocolo Taman Sidoarjo dan empat pelaku tewas di Polrestabes Surabaya.

“Jadi total keseluruhannya adalah 13 pelaku. Semuanya masih satu keluarga. Pelaku pengeboman di gereja satu KK, di Rusun juga 1 KK, dan di Polrestabes juga 1 KK,” katanya.

BACA JUGA: http://sbsinews.id/sbsi-jawa-tengah-tidak-ada-toleransi-bagi-teroris-negara-tidak-boleh-kalah/

Teror bom yang memakan korban jiwa di tiga gereja di Surabaya tersebut diduga dilakukan oleh satu keluarga yang terdiri dari bapak, istri, dan empat anaknya. Keluarga ini beralamat di jl Wisma Indah Blok K 22, Wonorejo, Surabaya.

Si bapak bernama Dita Uprianto dan istri bernama Puji Kuswati. Keempat anak terdiri dari FS (12), FR (9), YF (18), dan FH (16).

Dita melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Puji bersama Famela dan Fadila mengebom di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro (GKI Diponegoro). Terakhir Yusuf dan Firman melakukan pengeboman di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.

BACA JUGA: http://sbsinews.id/breaking-news-kapolri-ungkap-ledakan-bom-pertama-di-sidoarjo/

Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018) dini hari mengatakan bahwa dua ledakan di kamar lantai 5 Blok B Rusunawa Wonocolo Taman menewaskan dua orang yakni Puspitasari (47) dan HAR (17) anak perempuannya.

“Kedua korban tewas pada ledakan pertama, sementara Anton Febriyanto (47) yang merupakan kepala keluarga, masih hidup dengan kondisi tangan masih memegang switching. Karena dalam kondisi berbahaya, akhirnya Anton dilumpuhkan dan tewas, “katanya dilansir dari beritajatim.com, Senin (14/5/2018).

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait empat pelaku yang melakukan aksi di Polresta Surabaya.(syaiful)

Sumber: Baca selengkapnyadi beritajatim.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here