Bagian pertama dari dua tulisan, tulisan kedua Minggu 07/10/2017

Oleh Gusmawaty Azhar

BIOGRAFI

Tan Malaka adalah sosok laki laki kelahiran Suliki, Sumatra Barat pada tanggal 02 Juni 1897 dengan nama asli Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka. Anak dari pasangan Rasad Caniago dan Sinah Sinabur ini merupakan tamatan Kweekschool Bukit Tinggi pada umur 16 tahun di tahun 1913, dan dilanjutkan ke Rijks Kweekschool di Haarlem, Belanda. Setelah lulus dari Rijks Kweekschool, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan mengajar di sebuah perkebunan di Deli, dari sinilah Tan Malaka menemukan ketimpangan sosial di lingkungan sekitar dan muncullah sifat radikal Tan Malaka.

Tan Malaka merupakan sosok yang memiliki sifat sosialis dan politis. Pada tahun 1921 dia pergi ke Semarang untuk mulai menerjuni dunia politik. Kiprahnya dalam dunia politik sangat mengesankan. Hal ini didukung dengan pemikiran Tan Malaka yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Berbagai halangan dan rintangan yang dihadapi Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mulai dari penangkapan dan pembuangan di Kupang, pengusiran dari negara Indonesia, seringnya konflik dengan Partai Komunis Indonesia hingga pernah diduga kuat sebagai dalang dibalik penculikan Sutan Sjahrir pada bulan Juni 1946. Berbagai peran pentingpun diraih Tan Malaka, diantaranya kepemimpinan dalam berbagai organisasi dan partai. Sempat mendirikan partai PARI pada tahun 1927 dan Partai Murba pada tahun 1948, hingga mendirikan sekolah serta mengajar di China pada tahun 1936 dan sekolah tinggi Singapura. Ada hal yang sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,dimana peranan Tan Malaka dalam mendorong para pemuda yang bekerja di bawah tanah masa pendudukan Jepang agar mencetuskan “Revolusi” yang tepatnya pada tanggal 17 Agustus.

Tan Malaka terbunuh di Kediri Jawa Timur pada tanggal 19 Februari 1949. Sebagian besar hidupnya dalam pengusiran dan pembuangan di luar Indonesia. Pemerintah Indonesia menyatakan Tan Malaka sebagai pahlawan Nasional melalui Ketetapan Presiden RI nO 53 tanggal 23 Maret 1963.

 

JEJAK PERJUANGAN

Banyak yang tidak tahu bahwa Tan Malaka adalah tokoh yang sangat berjasa bagi Indonesia. Dialah pencetus pertama berdirinya Republik Indonesia, sebagaimana ditulisnya dalam buku yang berjudul ‘Naar de Republiek Indonesia’ (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, beberapa tahun sebelum Bung Hatta dan Bung Karno menulis buku konsep kemerdekaan Indonesia. Pemikirannya banyak dijadikan rujukan oleh Bung Karno dan tokoh pergerakan. Bung Karno bahkan memberinya gelar sebagai ahli dalam revolusi.  Mohamad Yamin dalam sebuah artikel koran menyebut Tan Malaka sebagai Bapak Republik Indonesia.

Tan Malaka adalah seorang  revolusioner. Dia ternyata sosok pemikir yang terjun langsung mendidik anak-anak di sekolah. Ya, Tan Malaka adalah seorang guru, yang benar-benar berpeluh mengajar anak-anak di sekolah-sekolah Syarikat Islam (SI), dengan gaji sangat minim, dengan ketersediaan biaya operasional jauh dari cukup. Dengan ijazah guru lulusan Belanda yang dimilikinya, Tan Malaka bisa (dan sudah) mengajar di sekolah milik Belanda dengan gaji sangat  tinggi. Namun kesempatan itu dia tinggalkan untuk mengajar di sekolah SI di Semarang pada Juni 1921.

Pemerintah kolonial saat itu mengizinkan dibukanya sekolah-sekolah SI karena mengira sekolah-sekolah itu akan tutup dengan sendirinya karena tidak ada dana. Tan Malaka dkk pun merencanakan membuat pasar amal untuk mencari dana, namun dilarang pemerintah. Akhirnya, murid-murid ke kampung-kampung dengan dikawal orang dewasa, untuk mencari sumbangan dari penduduk kampung. Bahkan Tan Malaka ikut terjun langsung, mengawal  murid-muridnya mencari sumbangan. Dalam waktu singkat, sekolah SI memiliki banyak murid dan mendapatkan undangan untuk mendirikan cabang di berbagai kota. Cabang-cabang SI di berbagai kota lain pun meraih simpati masyarakat dan banyak yang mengirimkan anak-anak mereka bersekolah di SI. Bahkan cara mengajar TanMalaka pun sangat visioner: anak-anak dibebaskan untuk belajar dan mengerjakan sesuatu, sedangkan guru membimbing dan memberi nasehat.

Tan Malaka merumuskan tiga tujuan pendidikan di sekolah SI

Memberi cukup banyak jalan kepada murid untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia yang kapitalis (berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa, dll)

Memberi hak kepada murid untuk mengikuti kegemaran (hobi) mereka dengan membentuk perkumpulan

Mengarahkan perhatian para murid pada kewajiban mereka yang akan datang kepada jutaan keluarga miskin………Bersambung ke tulisan kedua, Minggu 07/10/2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here