Managemant RS Siloam Sriwijay mengatakan peristiwa itu terjadi pada Kamis (15/4/2021) pukul 13.40 WIB.
Kejadian tersebut mengakibatkan perawat bernama Kristina Ramauli mengalami luka memar di bagian pipi kiri, robek di bibir dan perut.
“Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi,” kata direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijya, Tata, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (16/4).
“Kami, managemen RS Siloam sangat menyesalkan perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat,” tambahnya.
Tata menceritakan kronologi kejadian perawat dianiaya orang tua pasien.
Awaknya, kata Tata, sekitar pukul 11.00 WIB, anak pelaku dirawat di lokasi (RS Siloam).
Korban kemudian mencabut selang infus karena sudah diperbolehkan pulang.
“Dikarenakan pasien (anak pelaku) masih berumur dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus. Tapi Ibu pasien menggendong pasien hingga tangan pasien mengeluarkan darah,” jelas Tata.
“Melihat itu, perawat kami langsung mengganti plester yang berdarah, sembari menghentikan darah ditangan pasien. Saat kejadian pelaku tidak berada di lokasi,” jelasnya.
Pelaku Panggil Korban ke Ruangan
Ditambahkan Tata, sekitar pukul 14.00 WIB pelaku datang dan memanggil perawat.
“Kemungkinan istrinya yang menceritakan kejadian tersebut, sehingga pelaku yang baru datang dari Kayu Agung memanggil perawat ke ruangannya,” imbuhnya.
Ada tiga orang yang menemui pelaku, salah satunya perawat yang menjadi penganiayaan, Kristina Ramauli.
“Memang dia (pelaku) menyuruh yang tidak berkepentingan keluar, namun kami menolak karena kami yang bertanggung jawab, baik terhadap pasien dan perawat,” ucap Tata.
Pelaku, sambung Tata, melontarkan pertanyaan. Namun, belum sempat dijawab langsung menampar wajah perawat.
“Tidak hanya itu, dia juga memaksa perawat kami bersujud meminta maaf,” sambungnya.
Saat korban berlutut minta maaf, pelaku justu menendang perut korban.
“Kami sempat menghalangi dan melerai, namun pelaku justru menarik rambut korban. Hingga petugas keamanan RS pun berdatangan dan mengamankan korban karena terluka dan memar,” jelas Tata.
Tata menambahkan, pelaku sempat mengatakan dirinya sebagai polisi.
“Kebetulan dalam kamar yang sama itu ada anggota polisi. Dia mencoba memperingatkan pelaku yang juga mengaku sebagai anggota polisi, untuk tidak main hakim sendiri,” bebernya.