Hadir dalam peluncuran itu, Gubernur NTT, Viktor B. Laikodat; Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi; Rektor Undana, Fredrik L. Benu; Komandan Lanud El Tari Kupang, Kolonel Pnb Agus Setiawan; Komandan Lantamal VII Kupang Brigjen TNI (Mar) Kasirun Situmorang; dan sejumlah pejabat lainnya dari lingkup pemerintah provinsi NTT dan juga Undana.
Terkait Sophia, Rektor Undana, Fredrik L. Benu menjelaskan bahwa pihaknya akan meluncurkan 3 tipe Sophia, dengan varian kadar alkohol yang bertingkat, dari 20 persen, 30 persen, hingga 40 persen.
Saat ini, baru 2 tipe Sophia yang diluncurkan, yakni merah dan putih, di mana Sophia yang berwarna putih berkadar alkohol 40 persen, sementara kadar alkohol Sophia berwarna merah di bawah 40 persen.
Fredrik lebih jauh menjelaskan bahwa Universitas memiliki tanggung jawab moril terhadap pembangunan masyarakat, yang mana Universitas harus menjadi menara air yang menyejuhkan semua persoalan yang ada di masyarakat.
“Selain itu, saya sebagai pemimpin Universitas yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum mempunyai kontrak kinerja dengan menteri yang harus saya penuhi. Salah satu kontrak kerja yang harus saya penuhi ialah bahwa tahun ini saya wajib menghasilkan produk inovasi yang siap untuk dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk dikomersilkan,” ujarnya.
Sophia, lanjut Fredrik, merupakan bentuk pemenuhan kontraknya dengan menteri pendidikan yang telah ditanda tangani di atas meterai.
“Kami sebenarnya hanya bertugas untuk menghasilkan suatu out putproduk yang benar-benar berkualitas, tetapi soal bisnis untuk produk dipasarkan, itu bukan tanggung jawab kami,” katanya.
Fredrik juga memaparkan bahwa dalam prosesnya, bahan baku akan dikumpulkan dari masyarakat oleh pihak swasta. Setelah itu, di laboratorium, salah satu hal yang dilaksankan ialah membuang kandungan metanol dan meninggalkan kandungan etanol untuk dikonsumsi.
“Kalau produk luar, kandungan metanolnya masih tinggi, dan itu berbahaya untuk kesehatan. Jangan dilihat bahwa sopi kepala bakar menyala, tetapi (sebenarnya) itu mengandung metanol yang berbahaya untuk ginjal. Sehingga kami bertanggung jawab untuk menghasilkan kualitas yang baik,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengatakan bahwa Sophia merupakan sebuah produk hasil riset terbaik yang dimiliki oleh Undana saat ini.
“Dalam teori kolabioratif, perguruan tinggi, pemerintah, pengusaha dan masyarakat serta lembaga keuangan hari ini semuanya lengkap berada di sini. Kita patut berbangga dan berterima kasih kepada Undana yang sudah melakukan sebuah langkah terobosan yang sangat besar untuk itu,” tuturnya.
Viktor juga menjelaskan bahwa Sophia yang diolah oleh Undana merupakan hasil dari Sopi atau minuman tradisional beralkohol lainnya yang diproduksi oleh masyarakat NTT.
“Mereka (masyarakat) tetap kerja seperti biasa, karena ini memang diambil dari mereka lalu kita upgrade, diteliti di sini (Undana). Pengusaha akan kumpulkan (Sopi) di daerah, akan beli dari seluruh masyarakat dan akan kita lanjutkan proses selanjutnya,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan menyiapkan regulasi yang baik untuk minuman ini. (Sumbet: MedikaStar.com)