Sementara para pemikir dan pejuang membaca buku-buku sekelas Indonesia Free hingga Indonesia Menggugat, Jokowi kata Fadli justru membaca komik Doraemon dan Shincan.

“Kita tidak temukan tokoh pendiri bangsa yang tidak membaca dan menulis, baru sekarang kita punya presiden bacanya (komik) Doraemon dan Shincan,” kata dia.

“Nah makanya ini sebuah tragedi perjalanan bangsa karena kalau dulu mereka tuh membaca luar biasa seperti Indonesia Merdeka, Indonesia Free tahun 1927,” ujarnya.

Padahal, kata Fadli, merujuk pada para pendiri bangsa dulu, harusnya pemimpin memang senang membaca dan menulis. Karena, kata dia, untuk membawa bangsa dan cita-cita tentu mesti tahu arah dan pemikirannya seperti apa melalui tulisan-tulisannya.

“Tapi kalau dia (Jokowi) kan tidak tahu arah,” katanya.

Fadli bahkan mengibaratkan Jokowi dengan nakhoda kapal yang kebingungan akan membawa kapalnya ke arah mana. Maka si nakhoda ini, kata dia, hanya berputar-putar di lautan hingga kapal yang dia nakhodai karam dan tak mencapai pulau.

“Ibaratnya nakhoda kapal, nakhoda ini enggak tahu mau bawa ke mana, akhirnya muter-muter di laut, kehabisan BBM, kapalnya bisa karam. Pulau tujuan yg mau dicapai tidak tercapai,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here