SBSINews – Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ditemani Kapolri Jenderal Tito Karnavian kembali bersilaturahmi ke Pondok Pesantren. Kali ini, pesantren yang dikunjunginya yakni Pondok Pesantren (Ponpes Al Kautsar Al Akbar), Jalan Pelajar No. 264, Wilayah Medan, Sumatera Utara, Selasa malam (12/3/2019).
Dalam kunjungannya itu, Panglima TNI mengatakan bahwa lembaga pendidikan pesantren adalah samudra Ilmu. Untuk itu, dia senang, karena bisa mengunjungi salah satu pondok pesantren dan bersilaturrahmi langsung dengan para Alim Ulama, Tokoh lintas agama, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren serta Santri dan Santriawan.
“Pesantren saya melihat sebagai samudera ilmu. Samudera ilmu di mana para santri mempelajari ilmu agama dibimbing oleh para pengasuh pondok. Di pesantren kita tidak hanya menjalankan perintah untuk menuntut ilmu tetapi juga mempercayai pengetahuan agama dan mengamalkannya, “kata Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Di hadapan dua ribu jamaah, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa ulama, santri dan pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai tantangan yang semakin rumit.
“Tanpa bimbingan yang baik dari para ulama, tanpa kehadiran santri yang menjadi contoh, umat Islam dapat kehilangan arah atau bahkan hanya menjadi buih di lautan,” ucapnya.
Selain itu, kata Panglima, pesantren juga ikut menentukan kebodohan dan kemiskinan juga membangun bangsa Indonesia.
“Pesantren juga ikut membangun umat yang membangun bangsa, persatuan persatuan dan persatuan, perbaiki kemiskinan dan kebodohan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman untuk hidup berdampingan dengan semua komponen bangsa lain,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI juga mengatakan bahwa pembangunan dan kemajuan bangsa harus disikapi dengan umat Islam dengan cara membangun umat yang berkualitas.
“Umat yang berkualitas adalah umat yang mengamalkan Islam secara kaffah sekaligus membina diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan. Umat Islam yang berpengetahuan akan menjadi umat yang sejahtera dan unggul, “jelasnya.
Selain itu, tegas Panglima TNI, persatuan dan kesatuan dari berbagai komponen bangsa juga sangat penting. Sebab, Hanya dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh, Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar
“Dan dapat memaksimalkan usaha kita. Hanya dengan pendidikan yang maju pula, kita bisa menjadi bangsa terkemuka dan maju,” katanya.
Panglima TNI tentukan perbedaan menjadi kelebihan, kelebihan menjadi kelemahan. Sebab, kontribusi haruslah menjadi kekuatan yang saling melengkapi dan melengkapi.
“Mari kita bangun masa depan yang lebih baik, lengkapilah dirimu dengan dengan ke -Bhinneka Tunggal Ika-an yang telah disetujui bangsa”, katanya.
Lebih jauh Panglima TNI mengatakan bahwa dalam menyikapi berbagai isu dan masalah, umat Islam sudah semestinya yang lebih dewasa.
“Saya katakan demikian karena kita harus melihat setiap masalah dengan kepala dingin, hati yang jernih dan jiwa yang lapang, agar tidak mudah terbakar amarah, terhasut bahkan diadu domba,” katanya.
“Disinilah peran penting pondok pesantren, ulama dan para santri untuk mendorong masyarakat menjadi masyarakat maju dalam ke – Bhinneka Tunggal Ika-an,” imbuh Panglima TNI.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon, KH Mustofa Aqil Siradj menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan kepedulian Panglima TNI kepada Pesantren Al-Kautsar Medan.
Hadir dalam acara tersebut Pengasuh Ponpes Al Kautsar Al Akbar , KH. Buya Ali Akbar Marbun, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Drs. Agus Andrianto, SH., MH.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata dan Pengalungan Ulos dari para Tokoh Lintas Agama ke Panglima TNI
(Sumber: TIMESINDONESIA)