AKTIVIS buruh yang saat ini Sekjend SBSI, Andi Naja FP. Paraga

PEMILIHAN Presiden (Pilpres) Tahun 2019 tidak hanya sangat menentukan wajah Indonesia di era kompetisi global yang semakin ketat, memiliki visi nasional dan global dan brilian, namun memiliki strategi dan sistem mewujudkan kesejahteraan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk seluruh Rakyat Indonesia.

Tidaklah penting apakah latar belakangnya sipil atau militer, sepanjang ia memiliki jejak rekam mengkonkritkan kesejahteraan, keberpihakannya yang seimbang antara pembangunan infrastruktur dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa Indonesia.

Keseimbangan antara pesatnya pembangunan mental spritual dengan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh anak bangsa. Presiden masa depan bukanlah Presiden yang justru menciptakan Ironi, buak sekedar mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi tetapi juga pemerataan ekonomi.

Pemimpin negara yang tidak hanya mampu memperkaya mereka yang sudah terlanjur kaya tetapi juga mampu mensejahterakan kaum Buruh, Petani, Nelayan, Pekerja rendahan. Pejabat yang mampu memberi solusi terhadap pekerja honorer yang tak kunjung jelas nasibnya, berani melawan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tegas terhadap pelaku pemberangusan Serikat Buruh (Union Busting) dan pemimpin yang mampu menyediakan Upah Layak bagi para buruh, pekerja, karyawan serta pegawai.

Jika orientasi kepemimpinan seorang calon Presiden seperti yang terungkap diatas tentu layak memimpin Indonesia di masa yang akan datang. Bagi Serikat Buruh (SB) tak ingin lagi Presiden yang tak mampu memperbaiki nasib buruh.

Baca Juga: http://sbsinews.id/catatan-akhir-tahun-jumlah-buruh-berserikat-semakin-menurun-dan-lemah/

Buruh dan mayoritas rakyat Indonesia menghendaki Presiden yang bicara tentang data, angka kemiskinan yang sudah berkurang tetapi faktanya justru kemiskinan bertambah. Banyaknya jumlah buruh yang di PHK jelas merupakan fakta bahwa angka kemiskinan bertambah.

Semangat para wanita muda dan ibu rumah tangga untuk menjadi TKW di luar negeri adalah bukti kemiskinan itu bertambah. Banyaknya Jumlah yayasandan lembaga outsourcing merupakan fakta angka pengangguran membengkak. Itulah fakta dari tahun ke tahun nasib rakyat indonesia kian memprihatinkan.

Hingga awal tahun 2018, belum terlihat di radar kaum buruh siapakah calon Presiden yang memenuhi kriteria yang dikehendaki masyarakat banyak terutama yang dikehendaki kaum buruh ataupun pekerja di tanah air, walaupun penggiringan opini oleh partai politik dan media bahwa calon Presiden Tahun 2019 adalah si A dan si B ditambah si C,tapi semua itu belum tepat bagi Kaum Buruh.

Ditulis Oleh: Andi Naja FP. Paraga (Sktivis Buruh)

(Opini ini dilansir dari portal berita SBSINews.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here