Ingin tertawa duluan sebelum melanjutkan tulisan – tulisanan ini, soalnya jangankan Tokoh Politik, Orang Glodok saja belum pernah membuat statemen begini, termasuk Koh Leuis Sungkarisma yang lapaknya juga di Glodok. Sepertinya kawan saya itu tidak berani mewakili Komunitas Glodok. Tapi judul ini kami buat bukan tanpa alasan bahkan yang rasional memungkinkan untuk ditampilkan 10 (Sepuluh), tapi rasanya beberapa saja sudah cukup.
Tahun 2014 Prof Dr Muchtar Pakpahan. SH. MA meminta saya datang lebih dulu menghadiri Acara Pertemuan Komunitas Glodok bernuansa Pilpres di Lantai 7 Sebuah Hotel. Saya pun meluncur ke sana dan disambut Ketua Panitianya.
Masih sepih Koh, sapaku. Si Kokoh berusia sekitar 50 tahunan itu tersenyum sambil menjawab saya” Satu jam ke depan pasti sudah ramai, tapi Abang tidak usah tunggu, karena Abang terlihat ngantuk berat silahkan istirahat dipojok belakang. Usulan yang bagus ini saya manfaatkan untuk tidur, sepertinya karpet yang digelar asli dari Beijing.
Satu jam kemudian saya terbangun dan seketika kaget karena yang hadir sudah penuh hingga kursi ribuan yang disediakan tidak cukup. Tiba- tiba Si Kokoh mendatangi saya dan berkata : Semua Pembicara belum ada yang mengkonfirmasi datang padahal ini sudah pukul 18.00 WIB. Tanpa menjawab saya melihat Backdrof ternyata Calon Pembicara bukan orang – orang Sembarangan, Jenderal Purnawirawannya saja 6,Sipilnya 3 dan rata- rata Tokoh Nasional.
Satu Jam kemudian belum ada yang mengkonfirmasi, lalu saya sambangi Si Ketua Panitia yang mukanya sudah pucat. Kali ini saya menyapanya dengan panggilan BUNG. ‘Hei Bung begini saja untuk mengantisipasi kekosongan karens pembicara hadir terlalu lama, bagaimana kalo saya hubungi Prof Dr Muchtar Pakpahan. SH.MA segera datang dan menjadi pembicara.’ Si Kokoh spontan cerah, Silahkan Bung, Jawabnya.
Saya buka HP dan me-WA Bang Muchtar Pakpahan, ia mengatakan dalam 20 menit bisa sampai di Glodok. Saya kembali memberitahu ketua panitia dan mempersiapkan persiapan penyambutan. “Andi, saya sudah dibawah telpon Muchtar Pakpahan. Saya jawab langsung ke Lantai 7 karena Acara Penyambutan sudah disiapkan. Ketua Panitia mengumumkan bahwa Prof Dr Muchtar Pakpahan. SH.MA menuju lantai 7 dan akan menjadi Pembicara Pertama. Ruangan bergemuruh riuh karena suara tepuk tangan.
Si Kokoh Ketua Panitia saya beri kode kalau Prof Dr Muchtar Pakpahan. SH. MA sudah didepan pintu lantai 7 mohon diumumkan bahwa beliau sudah tiba dan hadirin dipersilahkan berdiri menyambutnya, gemuruh tepuk tangan kembali terdengar mengiringi Saya membawa Si Pembicara dadakan bahkan tak masuk dalam daftar pembicara ini ke depan. Duduk di kursi Pembicara mungkin tak sampai 2 menit langsung dipersilahkan ke Mimbar.
Saya hanya senyum – senyum ditengah gemuruh tepuk tangan atas poin per poin pidato Prof MP. Bagi kami di Serikat Buruh Sejahtera Indonesia(SBSI) materi yang disampaikan beliau adalah Menu sehari – hari,tapi buat Komunitas Glodok tentu Isi Orasi Aktifis Buruh yang 3 kali di penjarakan di Era Suharto ini hal yang benar – benar baru, Informatif edukatif, inspiratif bahkan mungkin edukatif Protektif. Prof MP memang Jago berorasi, entah berapa kali ruangan ini bergemuruh sampai kemudian terdengar ketua panitia meminta waktu sejenak mengucapkan Selamat Datang kepada Jenderal (Purn) Prof Dr HM Hendropriyono memasuki ruangan, namun hal itu tak mengubah sedikitpun perhatian ribuan orang ini ke depan mendengar pidato Bang MP. Ia pun mengucapkan selamat datang dan meminta izin 5 menit menyelesaikan orasinya.
5 Menit kemudian ia mengakhiri orasi yang cukup panjang itu bergeser menemui AM Hendropriyono bersalaman dan pamit menemui saya. Gemuruh tepuk tangan mengiringi ucapan terimakasih ketua panitia lewat microfon. Tapi apa yang terjadi separuh ruangan berdiri menemui Prof Dr Muchtar Pakpahan. SH. MH menyapa dan meminta Contact Person atau Kartu Nama saja. Saya bingung karena tidak ada persiapan khusus untuk itu. Benar saja esok harinya kantor kami jadi ramai dikunjungi Warga Glodok membawa permasalahan mereka satu persatu.
Kembali ke Judul, Dengan melihat Glodok sebagai salah satu Centra Perekonomian. Pengusaha dan Buruh/Pekerjanya serta Cabang/ jaringannya hingga di Pelosok Kabupaten/Kota sudah cukup untuk menjadi salah satu dalil mengapa Judul diatas kami pilih untuk anda semua. Di situ Saya pun berani mengatakan bisa mengalahkan Leuis Sungkarisma karena kami sudah senafas dengan Para Petinggi Glodok yang sesungguhnya. Mereka memang tak pernah bicara di media, tapi mereka bisa menggerakkan Indonesia cukup dari Glodok.
Ah sampai disini dulu
Salam Indonesia Maju
~ Andi Naja FP Paraga ~