Pekanbaru,16 Februari 2021, Kita tak akan mampu menyeberangi arus dan gelombang lautan jika kita tak punya keberanian untuk meninggalkan tepi pantai sebab alam pun punya andil membentuk kedewasaan seseorang untuk berusaha mengalahkan arus terjal serta tantangan hidup yg harus di lalui di tiap waktu.
Tentunya ini tak mudah penuh dilema dan butuh perjuangan untuk melaluinya..
Tak ada pilihan selain Bertahan karena alampun tak harus bicara atau memberi tips bagaimana solusi menghadapinya selain menyadari bahwa hidup sudah mengenalkan kita pada sengatnya. selebihnya kita hanya perlu melewatinya untuk menang apapun resikonya atau karam seperti bahtera di tengah lautan luas..
Keputusan bertahan dalam setiap pencobaan hidup adalah poin penting bahwa seseorang menghargai anugerah nafas dari sang pemberi kehidupan dan tentunya Tuhan pun tak akan memberi sebuah kain dan seutas benang jika kita tak mampu menjadi jarum yg brilian untuk menjahit motif jejak hidup kita sendiri meski semua itu barangkali harus di awali oleh keluh kesah yg mendalam serta sederet pergumulan namun istilah usaha tak akan mengkhianati hasil sepertinya bisa jadi acuan bahwa realita hidup menuntut kita sesekali harus berada dalam pola klasik. bisa jadi cukup mumpuni “jangan curi celana hasil curian di jemuran tetangga mending tambal celana yg sobek agar kita tak lebih malu darinya.. kira2 begitulah cara jalani kehidupan ini sebab apa yg membuat kita hina karena hidup, tentulah ada teman yg merasa bangga dengan hasil curian..
Pribadi kita adalah bahtera dan jarum tajam yg siap menari dan menusuk atas dan bawah warna kain kehidupan dan mungkin anda bisa menjadi jejak baru bagi sesama sebab seorang sahabat akan menaruh rasa percaya jika anda sudah berbuat dalam koridor tindakan yg benar dan tepat sebagai seorang teladan hidup..
Sandarkan bejana hati pada komitmen dan konsekuensi iman sebab iman mampu membuat seseorang mampu melewati ritme pencobaan hidup bahkan iman sanggup membuat sebuah pukat menjadi jaring untuk menangkap jiwa2 yg hilang dan tenggelam untuk kembali kepada Dia yg kuasa dalam tajuk pertobatan menuju kekekalan..
Ingat..
Sebuah kapal yg berlayar memiki sebuah tujuan keberangkatan meski ia mengharapkan lautan teduh dan badai tak menghampirinya dalam pelayaran. Begitu pula dengan hidup..
Kita tak mengharapkan pencobaan terus datang melanda namun seseorang yg bermental baja yg di bangun oleh dasar kekuatan iman tentunya ia tau bagaimana memakai Tuhan sebagai juru mudi handal dalam bahtera hidupnya untuk menghadapi arus ganas gelombang yg datang tanpa di undang dalam hal pencobaan..
Hidup untuk maju bukan mundur atau diam sebab waktu dan usia tak akan menunggu kita yg tertinggal karena sibuk mencari siapa yg salah selain berusaha bangkit, berbenah, berjuang dan berlari meraih peluang untuk menang..
Sumber : Alafa
Bima Sakti Ginting, SH
(Humas (K)SBSI Provinsi Riau)