Tanggal 22 Desember telah lama ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional. Jutaan ucapan Selamat Hari Ibu bermunculan di Media Sosial dengan berbagai redaksi. Ada yang mengekspresikannya dengan puisi dan lagu-lagu Penyanyi Papan Atas. Namun rasanya tidak ada ucapan spesifik kepada Para Ibu Pekerjaan Migran Indonesia(PMI) yang untuk masa tertentu meninggalkan buah hati putra dan putri kesayangannya berjuang mencari nafkah di Negeri orang lain.
Izinkan Saya mengucapkan “Selamat Hari Ibu kepada kalian Para PMI, Semoga perjuangan kalian dalam upaya menafkahi anak-anak kalian senantiasa menjadi Pahala yang besar dan dapat membuat anak-anak kalian bisa mengenyam pendidikan yang layak’Kalian adalah Ibu-ibu yang hebat, lembut tapi perkasa’.
Tidak jauh setelah kita memperingati Hari Pekerjaan Migran Indonesia(PMI) dan bagaimana pemerintah memastikan infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta berupa kado Fasilitas VVIP khusus kepada PMI,ada jalur khusus pemberangkatan dan pemulangan, ruang tunggu yang menyenangkan dan lain-lain jelas menunjukkan keperdulian Negara terhadap PMI.
Sebagai Ibu dari anak-anak mereka yang ditinggalkan dikampung halamannya, banyak Para PMI bercerita betapa beratnya meninggalkan Si Buah Hati, namun lebih berat lagi memikirkan ketika kelak mereka bersekolah tanpa biaya pendidikan. Seorang Ibu yang separuh dari umurnya menjadi PMI menangis kencang karena ia hanyak mendengar buah hatinya telah naik kelas atau sudah lanjut ke jenjang berikutnya hanya lewat telpon yang dibelikan olehnya.
Hari ini ada Seorang Ibu dengan dua orang anak yang berusia 5 dan 7 tahun berdiskusi dengan saya lewat massenger akan berangkat menjadi PMI lagi. Ia sedang mempersiapkan perjalanan ke Jakarta di Kantor Pusat Perusahaan Jasa PMI yang mengurusnya ke Luar Negeri. Ia kembali ke Luar Negeri menjadi PMI demi kedua putrinya itu.
Saya mengapresiasi kerja keras Tim Abangda Benny Rhamdani di BP2MI begitu gigih berjuang memberi perlindungan dan pelayanan bagi Para PMI bahkan BP2MI adalah lembaga yang sangat menghargai bagaimana Para Ibu-ibu yang menjadi PMI untuk dilindungi dan difasiltasi dari sejak perekrutan, pendidikan, pengiriman, penempatan hingga pemulangannya.
Bangsa ini patut berterima kasih kepada BP2MI karena tanpa mereka nasib Para PMI tentu tidak sebaik yang kita harapkan. Rasanya tidak berlebihan jika kami mengusulkan agar BP2MI diberi penghargaan yang terhormat pada setiap Peringatan Hari Ibu Nasional.
Andi Naja FP Paraga
Pemerhati Buruh Migran Indonesia