oleh : Andi Naja FP Paraga

Berbagai Macam istilah modern untuk mengungkap masa berlalunya sesuatu. Ketika ditemukan Body Part atau bagian tubuh korban Pesawat Lion Air, Tim Terpadu Penanganan Korban menyebutnya dengan istilah Post Mortem.

Lantas untuk mengenal siapa sesungguhnya korban tersebut disesuaikan dengan identitas yang dibawa oleh keluarganya. Dari perpaduan data dan bukti itu sehingga dapat disimpulkan bahwa potongan tubuh yang ditemukan adalah milik salah satu penumpang atau salah satu Crew Pesawat Lion Air.

Memahami Istilah Post Truth hampir menyerupai cara memahami istilah Post Mortem. Post Truth dimaknai sebagai suatu masa dimana Kebenaran telah berlalu atau dalam istilah Spritualistik masa dimana kebenaran sudah diangkat kembali ke langit atau masa dimana kebenaran sudah ditenggelamkan di perut bumi.

Banyak cerdik pandai menamakan era sekarang ini sebagai Post Truth. Hal ini tentu tidak berlebihan karena hampir semua pihak merasa sama-sama benar dan sedikit sekali yang menilai diri mereka sama-sama salah. Sedikit sekali orang yang berani mengatakan dirinya salah dan orang lain yang benar dan sebaliknya paling banyak berkata kamilah yang benar dan anda yang salah.

Era Post Truth pun ditandai dengan berbagai penilaian misalnya kebenaran diukur dari banyaknya massa pendukung, aktifnya menggerakkan massa, kecakapan menghapal dan menyampaikan ayat-ayat suci atau ayat-ayat kitab hukum, sering tampil di media.

Ada juga penilaian bahwa seorang Tokoh yang benar yang memiliki pendukung banyak dan fasih menyampaikan argumentasi dan karena itu ia berani berkata lantang menghadapi penguasa dan berbagai macam indikasi lainnya yang mengesankan bahwa mereka bersama kebenaran atau kebenaran bersama mereka.

Sebetulnya gejala Post Truth sudah ada sejak era sebelumnya namun tidak dinilai sebagai Post Truth karena masih bersifat resesif atau jumlah orang yang merasa paling benar itu masih kecil dan masih dalam bentuk gerakan kecil. Namun di era ini gejala Post Truth sangat massive dan semakin intens beraksi dan bernarasi.

Saat ini betapa seringnya kita terperangah ketika seorang tokoh berbicara tentang Kebenaran dan ia disimbolkan sebagai tokoh yang konsisten didalam kebenaran lalu tidak lama berselang diketahui keburukan perbuatan, perangai dan karakternya lewat mantan pembantunya kalau ia seorang yang tidak jujur dalam hal keuangan, sering melakukan pelecehan sexual, gemar berbohong pada keluarganya, egois, keras kepala bahkan rela mengorbankan orang kecil untuk popularitasnya.

Seperti istilah Post Modern yang dimaknai berlalunya kemodernan. Kemoderenan dimaknai dimana kehidupan manusia membaik seiring dengan maraknya tekhnologi. Istilah Modern pun dimaknai telah berlalunya kehidupan serba manual, pola hidup lebih praktis hingga apapun yang dikesankan sebagai unsur lama, kuno dan klasik sudah bukan masanya lagi, seperti itulah pemahaman yang ada tentang Post Truth.

Sesungguhnya Post Truth dapat dikatakan dampak dari Post Modern, namun Post Truth tentu berada pada tataran nilai dan moral sebagai ukuran kebenaran tertinggi yang diyakini manusia sejak zaman dahulu dan memiliki kedudukan bahkan lebih tinggi dari hukum positif.

Inilah nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh leluhur setiap suku dan bangsa sehingga mereka hadir sebagai kelompok yang unggul dalam peradaban di masa lalu. Berlalunya kemodernan (Post Modern) bisa berarti lebih modern namun tidak berarti lebih baik.

Masa Post Truth akhirnya disimpulkan masa berlalunya kebenaran dan bukan berarti kebenaran lebih baik atau lebih maju. Untuk Kebenaran tidak dikenal tingkatan kebenaran lebih baik atau lebih maju. Kebenaran tetaplah sebuah kebenaran tanpa memandang masa lalu, masa sekarang atau masa depan. Bukan sekedar benar lalu dianggap kebenaran, atau sekedar betul lalu menjadi kebetulan sehingga maknanya lebih kacau dan berantakan.

Selamat Datang Era Post Truth dan biarlah kita menjadi Musyafir pencari butir – butir kebenaran yang tersisa karena kebenaran telah kembali ke langit atau telah ditenggelamkan di perut bumi hingga akhir hayat datang mengakhiri masa pencarian itu dan semoga akhir hidup kita adalah akhir yang baik.

Andi Naja FP Paraga, mantan Sekjend SBSI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here