Berita Dunia
Home Indonesia

Jakarta, Berita Dunia (31/10) – Banyak pihak yang melihat bahwa Indonesia sedang digiring ke arah perang saudara seperti Suriah. Terlebih, fenomena pembakaran bendera HTI yang terjadi baru-baru ini oleh beberapa oknum Banser dicitrakan sebagai aksi penistaan agama oleh Banser dan dibenturkan dengan masyarakat awam.

M. Najih Arromadoni seorang alumnus Universitas Ahmad Kuftaro Damaskus, Suriah dan yang menjabat sebagaiSekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyamy) melihat pola-pola yang terjadi di Suriah mulai terlihat semakin jelas di Indonesia bahkan sama persis.

“Keberhasilan kelompok radikal dalam membabakbelurkan Timur Tengah menginspirasi kelompok radikal di berbagai daerah di belahan dunia lain termasuk Indonesia.

Wacana itu kemudian mulai sampai ke Indonesia paling tidak awal tahun 2016.

Fakta-fakta menunjukkan banyak pola Suriah yang disalin menjadi sebuah gerakan-gerakan di Indonesia. Indikasi menguatnya penggunaan kedok agama demi kepentingan kekuasaan, sebagaimana pernah dilakukan di Suriahterlihat dalam banyak hal. Diantaranya adalah pertama, penggunaan masjid sebagai markas keberangkatan demonstran.

Jika di Damaskus, masjid besar untuk kumpul demonstrannya Jami’ Umawi, maka di Jakarta masjid Istiqlal. Pelaksanaannya pun biasa dilakukan di hari Jumat seusai waktu shalat Jumat, didahului dengan hujatan politik di mimbar khotbah sehingga mengelabui pandangan masyarakat. Hal ini persis dengan apa yang terjadi di Suriah menjelang krisis.

Kedua, menghilangkan kepercayaan kepada pemerintahan yang sah dengan terus menerus menebar fitnah yang murahan atau hoaks. Di Suriah, sesekali presiden Basshar Assad dituduh Syiah, sesekali dituduh kafir dan pembantai Sunni di lain kesempatan. Bahkan dihembuskan isu bahwa al-Assad mengaku sebagai Tuhan, disebarkanlah foto bergambar poster Assad dengan beberapa orang yang sujud padanya.

Dalam konteks Indonesia, Presiden Indonesia difitnah sebagai Kristen, Cina, Komunis, Anti-Islam, mengkriminalisasi ulama dan lain sebagainya.

Ketiga, pembunuhan karakter ulama. Dlam proses menghadapi krisis, ulama yang benar-benar ulama tidak lepas dari panah fitnah keji.

Bahkan sekaliber Syeikh Sa’id Ramadhani al-Buthi yang fatwa-fatwanya jadi rujukan dan pengajiannya tersebar dimana-mana.

Begitu berseberangan pandangan politik dengan mereka, seketika dituduh sebagai penjilat istana dan Syiah (padahal beliau adalah pejuang Aswaja yang getol).

Jika demikian yang terjadi di Suriah, kira-kira Anda paham kan dengan apa yang terjadi di Indonesia, kenapa Buya Syafi’i Ma’arif dianggap liberal, KH. Mustofa Bisri juga dianggap liberal, Prof Quraish Syihab dituduh Syiah, Prof Said Aqil Siraj juga dituduh Syiah, bahkan KH. Ma’ruf Amin atau TGB Zainul Majdi yang pernah dijunjung-junjung oleh mereka, kini harus menanggung hujaman-hujaman fitnah dari kelompok yang sama, ketika propaganda politiknya tidak dituruti? Setelah ulama yang hakiki, mempunyai kapasitas keilmuan yang cukup, mereka bunuh karakternya, maka mereka memunculkan ustaz-ustazah dadakan yang punya kapasitas entertainer yang hanya mampu berakting layaknya ulama.

Keempat, meruntuhkan sistem dan pelaksana sistem negara. Misi utama kelompok radikal adalah meruntuhkan sistem yang ada, dan menggantinya dengan sistem yang ideal menurut mereka, yaitu khilafah atau negara yang secara formalitas syariah, meski substansinya tidak menyentuh syariah sama sekali. Khilafah bagi mereka layaknya ‘lampu ajaib’ yang bisa memberi apa saja dan menyelesaikan masalah apa saja. Tidak sadar bahwa berbagai kelompok saling membunuh dan berperang di Timur Tengah karena sedang berebut mendirikan khilafah, dan ujungnya adalah kebinasaan.

Saat kelompok makar di Suriah berusaha meruntuhkan sistem dan pelaksana negara, mereka mengkampanyekan slogan al-sha’b yurid isqat al-nizam (rakyat menghendaki rezim turun) dan irhal ya Basyar (turunlah Presiden Basyar). Slogan dengan fungsi yang sama di-copy paste oleh jaringan mereka di Indonesia, jadilah gerakan dan tagar ‘2019 Ganti Presiden’!

Syrianisasi sedang digulirkan di negara kita. Pola-pola yang sama ketika kelompok radikal menghancurkan Suriah sedang disalin untuk menghancurkan negara kita. Bedanya Suriah sudah merasakan penyesalan dan ingin rekonsiliasi, merambah jalan panjang membangun kembali negara mereka. Sedangkan, kita baru saja memulai. Jika kita tidak berusaha keras menghadang upaya mereka, maka arah jalan Indonesia menjadi Suriah kedua hanya persoalan waktu. Semoga itu tidak pernah terjadi.

M. Najih Arromadoni alumnus Universitas Ahmad Kuftaro Damaskus dan Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami)

FacebookTwitterTelegramWhatsAppGoogle+
TAGSIndonesiaradikalismesuriahteroris

RELATED ARTICLES

Kesehatan
Foto Terbaru Istri Bashar Assad Pasca Kemoterapi

Indonesia
Setelah Tuti, 13 WNI Masih Menunggu Kepastian Hukuman Mati di Arab Saudi

Indonesia
Protes Eksekusi Mati Tuti, Menlu Retno Panggil Dubes Saudi

Indonesia
Tuti Tursilawati Dieksekusi Mati Karena Membela Diri

Indonesia
Pesawat Lion Air JT-160 Turun Drastis di Kecepatan 700 km/Jam

Indonesia
Tol Suramadu Digratiskan, Jokowi: Ini Urusan, Ekonomi, Investasi, keadilan dan Kesejahteraan
LEAVE A REPLY

Comment:

Name:*

Email:*

Website:
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

+ image = image

POPULAR

Kesehatan
Foto Terbaru Istri Bashar Assad Pasca Kemoterapi
October 31, 2018
Suriah, Berita Dunia (31/10)-Foto terbaru Asma al Assad, istri Presiden Suriah Bashar Assad. Istri Assad mengidap kangker payudara dan beberapa hari yang lalu menjalani…

Inggris-AS Pulangkan Ahmed bin Abdulaziz, Kursi Putra Mahkota Goyah
October 31, 2018

Kisah Senyum Para Abdi Peziarah Arbain dari Lisan Swissinfo
October 31, 2018

Setelah Tuti, 13 WNI Masih Menunggu Kepastian Hukuman Mati di Arab…
October 31, 2018

Travel Bareng Yuk! Part 1: Nangroe Aceh Daarussalam
October 31, 2018
Berita Dunia
Kami Berita Dunia Menyajikan Berita Aktual tentang Kejadian-kejadian Dunia Khususnya Dunia Islam dan Timur Tengah serta Kami Mecoba Menjadi Penetralisir Kabar-kabar Negatif yang Disampaikan Dunia Barat dengan Tujuan Islamphobia dan Perusakan Kesatuan juga Keutuhan Umat Manusia.

Tentang Kami Kontak Kami Privasi
© Berita Dunia , All rights reserved

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here