Oleh: Sabinus Moa
Donald Trump mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap General Motors yang melakuakan penutupan dibeberapa pabriknyanya yaitu di Ohio, Michigan dan Maryland dengan alasan adanya ancaman kebangkrutan.
“sangat kecewa pada General Motors dan CEO mereka Mary Barra, yang menutup pabrik di Ohio, Michigan dan Maryland. Tidak ada pabrik yang ditutup di Meksiko dan China. Amerika Serikat (dulu) menyelamatkan General Motors (dari kebangkrutan) dan ini ucapan terima kasih yang kita dapatkan,” ujar Trump berang di akun Twitternya.
Dia mengancam akan mencabut semua subsidi yang diterima GM termasuk subsidi mobil listrik yang populer. Dia mengatakan General Motors membuat pertaruhan yang besar di China dan saat membangun pabrik di China dan di Meksiko. Dia menganggab jasa besar pemerintah takkan terbayar tuntas oleh General Motors. Trump menyatakan tekadnya untuk melindungi pekerja Amerika.
Donald Trump selama ini dikenal dengan kampanyenya untuk memaksa perusahaan – perusahaan untuk membuka lapangan kerja yang luas di Amerika.
Dia pun selalu mengancam perusahaan yang sekedar menjual barang saja di Amerika tanpa memikirkan proses produksinya di Amerika untuk menampung angkatan kerja yang membludak.
Penutupan pabrik tersebut akan memecat ribuan karyawan yang biasa memproduksi mobil sedan di Amerika, sedangkan di China dan Mexiko perusahaan ini tetap beroperasi.
Itulah menyebabkan kemarahan Tramp yang berusaha membela dan menyelamatkan ribuan pekerja Amerika yang terancam kehilangan pekerjaan
Dengan penutupan lima pabrik itu berarti setidaknya ada enam model sedan yang akan dihentikan produksinya pada akhir tahun 2019.
Sedangkan di negara Indonedia tercinta ini hampir setiap hari Serikat Beruh mendapat laporan anggotanya di PHK karena berserikat, disisi lain mayoritas perusahaan melakukan pelanggaran hukum ketenagakerjaan, seperti membayar upah dibawah UMP, upah lembur tak dibayar, tidak ada hak cuti, mengerjakan pekerja dengan status PKWTT pada pekerjaan tetap, outsourcing, demosi, pelanggaran Jamsostek, tidak adanya jaminan keselamatan kerja, dan masih banyak lagi.
Selain itu bayak serikat buruh tingkat perusahaan diberangus (union busting) setiap saat. Serikat buruh tak berdaya menyelamatkan kepengurusanya di tingkat perusahaan. Pengawas tak berdaya, Polisi hanya beretorika dan menolak semua laporan dengan berjubel alasan. Menteri tenaga kerja berbangga dengan berkurangnya serikat pekerja
Dengan membaca twitter Trump, terlihat ada keberpihakan terhadap buruh. Trump melakukan intervensi demi menyelamatkan rakyatnya. Ada bentuk perhatian, dimana terlihat negara hadir dan ada untuk rakyat.
Seandainya apa yang dilakukan Trump dilakukan juga oleh presiden kita Joko Widodo, betapa gembiranya buruh Indonesia dalam bekerja. Betapa harumnya nama Jokowi dikalangan kelas pekerja Indonesia.
Itu hanya sebuah hanyalan yang muncul dimusim hujan dan juga musim Pilpres, muncul ketika membaca cuitan Trump. Seandainya Jokowi mau bertindak seperti Trump.