Kita memasuki Bulan Kemerdekaan Republik Indonesia Agustus 2021. Perjalanan 76 Tahun Kemerdekaan ini sejatinya 50 Persen Aspek Pembangunan Fisik/Infrastruktur sudah terpenuhi, Management Pengelolaan Negara seharusnya sudah semakin baik.

Diawal Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia seluruh rakyat mempertahankan Kemerdekaan dengan berbagai cara,termasuk memberi sumbangan untuk terciptanya percepatan infrastruktur dan managemen pengelolaan Negara. Sebagai Contoh,Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyumbang 6,5 juta gulden atau setara Rp 500 Triliun untuk kas negara

Sultan Syarif Kasim II dari Siak (Riau) menyumbang 13 juta gulden setara 69 juta euro atau setara Rp 1.000 Triliun untuk modal Republik Indonesia

Orang Aceh dan Sumatera Barat menjual harta mereka untuk membeli pesawat RI-001, RI-003 dan RI-004 yang jadi cikal bakal Garuda Indonesia

Dan bahkan jika diregistrasi sumbangan dari seluruh pulau dan Eks Kerajaan atau Eks Kesultanan masih banyak lagi menerangkan bagaimana Para Pendahulu kita yang menyumbang bahkan tanpa terwartakan media.

Mereka ini orang-orang yang tulus dan ikhlas mencintai Indonesia. Dilihat secara nominal pun belum ada yang bisa mengalahkan mereka

Lalu Bagaimana dengan kondisi saat ini. Apakah tidak ada Orang Kaya setelah Kemerdekaan Republik Indonesia yang mengikuti jejak Para Pendahulunya. Sebetulnya masih ada, Misalnya yang menyumbang tanahnya untuk pembangunan sekolah/madrasah tentu masih ada. Masyarakat lebih memilih menyumbang untuk Aspek Sosial. Jarang sekali terdengar ada Pengusaha yang menyumbang untuk membiayai diluar aspek sosial, hal ini tentu berbeda seperti diawal-awal kemerdekaan.

Sejatinya Gotong Royong membangun Indonesia Merdeka itu tidak boleh berhenti. Orang Kaya seharusnya tetap terpanggil untuk membantu pembangunan bahkan seharusnya semakin masif. Bahkan Pemerintah meminta kepada Para Pengusaha agar aktif membayar pajak bahkan mengeluarkan Kebijakan Pengampunan Pajak(Tax Amnesty) agar Negara tetap mendapatkan penghasilan dari Usaha Para Pengusaha. Dapat dikatakan dengan Jujur dan kontinyu membayar pajak saja makan Para Pengusaha telah bergotong royong membangun Indonesia Merdeka.

Pada Usia 76 Kemerdekaan Republik Indonesia justru Dunia sedang diguncang oleh Sebuah Wabah yang tidak jelas kapan berakhir. Semua Sektor Lumpuh dan Negara telah mengeluarkan Ribuan Triliunan Rupiah untuk mengatasi dampaknya. Para Pengusaha menjerit dan memohon Subsidi bertahan ditengah pandemi. Tentu hal ini sangat memprihatinkan.

Namun jika melihat Data Jumlah Orang Indonesia yang kaya sejak merebaknya Pandemi di Dunia masih sangat tinggi. Ketika Tahun 2020 Persentasenya tidaklah berubah signifikan, bahkan muncul fenomena Orang Kaya Baru(OKB) justru dimasa Negara sedang sulit bernafas. Mestinya kelompok inilah yang memulai bergotong royong untuk menyembuhkan hingga memulihkan kondisi kritis, krisis dan resesi ini.

Gotong Royong masih sangat dibutuhkan Indonesia untuk mencapai Makan Kemerdekaan yang Sesungguhnya. Sekarang adalah saat yang tepat bagi mereka untuk memulainya.

Penulis
Andi Naja FP Paraga
Ketua PP FMIG (K)SBSI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here