SBSINews -Direktur Lembaga Bagian Hukum (LBH), Andi Fajar Yulianto, S.H., CTL mengungkapkan, momentum, 20 Mei 1908 dan 20 Mei 2020, Hari Kebangkitan Nasional membawa makna yang sangat mendalam. Sebuah moment yang berbeda, tapi sebuah gerakan yang sama.
“Jika di tahun 1908 atas prakarsa Dr.Soetomo bersama-sama gerakan Mahasiswa Stovia adalah tonggak dimulainya sebuah pergerakan upaya pembebasan diri dari belenggu Penjajahan menuju kemerdekaan Bangsa Indonesia melawan Kolonial, namun saat ini 20 Mei 2020, ternyata kita pun dalam momentum yang sama, sebuah pergerakan nasional dalam upaya menuju pembebasan melawan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), ” ujar Fajar kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (20/5).
Menurut Fajar, Kebangkitan Nasional, adalah dua suku kata yang bermakna luar biasa. Kebangkitan dari kata bangkit/bangun, dan Nasional berarti menyeluruh dengan jiwa satu bangsa.
Pada awal berdirinya semangat perjuangan Dr.Soetomo dan kawan kawan di tahun1908 terlahir karena untuk menuju kebebasan dan kemerdekaan haruslah menyadarkan diri,
membangunkan diri, bangkit dan meninggalkan model – model perjuangan yang atas dasar primordial, sekat-sekat dan lingkup komunitas-komunitas, semuanya harus dilebur jadi satu kesatuan pergerakan, jika ingin bangsa ini kuat dan terlepas dari penjajahan dan tampil sebagai pemenang.
“Demikian hal awal masuknya tahun 2020 bangsa Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya telah dijajah, diserang atas kehadiran agresor tak kasat mata bernama Corona virus Disease 2019 (COVID-19),” ungkap Sekretaris DPD LDII Kabupaten Gresik ini.
Di Indonesia, masih menurut Fajar, korban akibat Corona telah berjatuhan dengan angka statistik lumayan tinggi pertanggal 19 Mei 2020 Gugus Tugas Nasional COVID-19 mencatat 18.496 kasus pasien positif Corona. “Fakta ini adalah sebuah permasalahan serius untuk bangsa ini,” paparnya.
Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah langkah dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor: 21 tahun 2020, tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), disusul dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 9 tahun 2020, tentang Pedoman PSBB dalam rangka percepatan penanganan Corona virus Disease-2019, berikut melalui Keputusan Menteri Kesehatan pemberlakuan PSBB di beberapa wilayah kota dan kabupaten.
“Pengaturan sebagaimana protokoler kesehatan juga harus diberlakukan, mulai pemakaian masker, sosial distancing, dan phiysical distancing,” jelasnya.
Di sisi lain, kata Fajar, bulan Suci Ramadhan hadir di tengah Pandemi Corona virus Disease 2019 (COVID19). “Bulan Ramadhan seharusnya sebuah moment bagi kitabumat Islam dapat mengekpoitasi ibadah secara maksimal, dengan memakmurkan masjid-masjid dan majelis majelis pengajian, namun dengan adanya PSBB, hal ini mampu menggeser kebiasaan tatalaku beribadah,” terang Sekretaris DPC Peradi Gresik ini.
Sebagai warga negara yang baik, lanjut Fajar menghadapi fenomena pandemi COVID-19, maka kiranya harus patuh tunduk pada aturan pemerintah yang sah, dengan melaksanakan protokoler kesehatan secara ketat. “Langkah ini dikarenakan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) benar-benar masif, ” katanya.
protokol kesehatan secara ketat. “Langkah ini dikarenakan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVIE-19) benar-benar masif, ” katanya.
“Makanya, dalam rangka mempercepat penanganan dan membebaskan dari Corona diperlukan kesadaran bersama, bangkit bersatu padu, bahu membahu, rukun kompak, kerjasama yang baik secara nasional, dengan melaksanakan protokoler kesehatan yang menjadikan tata laku kehidupan baru (new normal), ” terangnya.
Fajar mengajak semua masyarakat harus superoptimis seperti halnya semangatnya Dr.Soetomo dalam menggelorakan kesatuan dan kesatuan semua elemen masyarakat dalam satu pergerakan/Kebangkitan Nasional Semangat ini, kata Fajar, harus terefleksikan pada saat saat situasi dalam melawan Corona dan nantinya dapat tampil sebagai pemenang.
“Di samping kita harus menang melawan Corona, maka kita juga harus menang dalam Ramadhan, dan kunci kemenangan/sukses dalam Ramadhan dengan perbanyak beramal sholeh dan berdoa pada Allah, setidaknya sukses dalam 5 hal dalam Ramadhan ini,” katanya.
Ke-5 sukses dimaksud tambah Fajar, harus sukses puasa, sukses sholat terawih, sukses tadarus /baca al-Quran, sukses dapatkan lailatur qodar dan sukseskan zakat fitrah. “Kemudian, kita harus bangkit bersama, ihktiar berjamaah dan pastikan selamat datang kemenangan, ” pungkasnya. (Bangsaonlone,com)