Ratusan WNI antre di depan KJRI Sydney, Australia. Mereka menanti diperbolehkan menyalurkan hak asasi memilih di pemilu.

Para WNI ini sudah berjam-jam menunggu, tetapi panitia belum memperbolehkan. Alasan panitia waktu pemilihan sudah selesai, dan TPS ditutup.

Seperti disampaikan Putri, warga Indonesia di Sydney, Sabtu (13/4), dia dan ratusan orang lainnya padahal sudah antre sebelum jam TPS ditutup.

“Jadi di Sydney ada dua kategori orang yang coblos, DPT (daftar pemilih tetap) dan DPK (daftar pemilih khusus). Nah yang DPT itu bisa vote 8am – 6pm. Meanwhile yang DPK itu 5pm – 6pm,” jelas Putri.

“Nah ini yang DPK banyak banget. Padahal ini orang-orang yang namanya terdaftar di website. Mereka semua datang antre tertib dari jam 5pm. Tapi sampai jam 6pm beberapa masih belum pada bisa masuk,” beber dia.

“Sekarang sudah dilarang petugas karena sudah lebih dari cut off time. Padahal mereka semua antrenya tepat waktu sesuai yang timeframe yang ditentukan,” tambah Putri.

Hingga pukul 16.00 WIB, atau 19.00 waktu Sydney WNI masih berharap bisa memilih. Mereka beramai-ramai menyanyikan Indonesia Raya.

Kericuhan dilaporkan terjadi di Town Hall Sydney. Bahkan polisi Australia sampai datang ke lokasi melakukan pengecekan.

Di sana, ratusan WNI berteriak-teriak karena tak bisa memilih karena alasan yang sama, panitia menutup TPS.

“Indonesia maju, Indonesia maju,” teriak para WNI seperti dilaporkan seorang WNI wahyu.

“Saya udah isi form A5 – siapin dari Indonesia untuk membuktikan saya pindah dari Jakarta ke Australia. Saya datang jam 3, terus disuruh datang lagi jam 5. Terus pas datang jam 5, saya antre lagi, cukup lama, dan gerbangnya ditutup jam 6.10. Katanya saya enggak boleh nyoblos. Padahal hari ini saya udah antre jam 5,” jelas Wahyu.

Belum ada keterangan mengapa TPS ditutup sementara ratusan WNI masih berkumpul. Kabarnya salah satu saksi dari salah satu calon memang meminta agar TPS ditutup.

(Sumbet: Kumparan.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here