Kasus poster di belitar adalah macetnya komunikasi rakyat pada Presiden, ada beberapa sebab paling tidak diantaranya adalah :
Pertama, inner cyrcle Presiden yang menyaring informasi sedemikian rupa demi mengamankan kepentingan diri dan kelompoknya sehingga Presiden mengalama efek kaca buram “tidak mampu melihat jernih dari ke
tinggian”.
Kedua oposisi yang lemah dan tidak dewasa, karena selama ini yang disuarakan bukan kepentingan rakyat tapi kepentingan dirinya, ia terus mengembangkan olok olok, nyinyir, penghargaan dari anak ke bapak, dari bapak memuji anak, sementara harga telur yang ambruk sebodo amat, ia hanya berkutat memikirkan kekuasaan untuknya kelak.
Ketiga kaum yang menamakan dirinya merdeka, juga sama percis hanya bersuara sekitar sakit hatinya – ia begitu reaktif ketika rumah Rocky Gerung akan digusur pihak swasta bahkan rela saweran sebagai bukti solideritas, sepaya terlihat gagah maka mereka mengembangkan sedemikian rupa “ini adalah kelaliman penguasa”, sementara peternak menjerit sama sekali bukan urusannya, bahkan utk hanya sekedar menyalurkan suaranya.
Ke empat, perwakilan resmi rakyat yg bernama DPR, uang aspirasi 5 x 450 juta pertahun entah digunakan untuk menyerap aspirasi siapa, jika petani kesusahan pun mereka tak peduli, lembaga ini sudah lama mandul padahal diantara isinya ada Fadli Zone, Desmon Mahesa, Adian Napitupulu, dulu ada Fahri Hamzah, dll, mereka orangĀ² yg cerdas yg dulu bersuara keras utk rakyat, kini kerasnya hanya nyinyir tak substantif sama sekali atau bahkan diam. Kita justru terperanjat dengan suara Kris Dayanti seorang artis yang mempertanyakan “Gaji DPR besar sekali, untuk apa…? dulu KD dianggap tdk kompetent karena hanya artis, tapi nuraninya ternyata waras.
Ahirnya rakyat sendiri yang membentangkan poster, itupun ditangkap polisi macam orba dulu, untungnya Presiden bertindak tepat dengan memanggilnya ke istana.
Rakyat : “Saya minta maaf pak sudah mengganggu dengan membentangkan poster”, Presiden “kalau bukan karena kamu membentangkan poster saya tidak tau apa yang terjadi di bawah”, sebuah dialog memgharukan antara Rakyat dengan Presiden karena kegoblokan 4 komponen di atas.
Wallhua’lam.
Redaksi SBSINEWS
21 September 2021