Hari Senin lalu (5/2) adalah hari ditandatanganinya Deklarasi ’Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan” oleh Imam Besar Al-Azhar, Dr.Ahmed At-Tayyev dan Paus Fransiskus.
Saya ikut hadir dalam acara tersebut, dalam kapasitas sebagai salah satu anggota Majelis Hukama’ Al-Islam / Moslem Elders Council, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menghindarkan kekerasan dalam bentuk apapun, serta mengedepankan dialog bahwa perbedaan pendapat harus dihormati walaupun tidak menyetujuinya.
Saya mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah yang berjudul “Persaudaraan Manusia: Tantangan dan Kesempatan.”
Pada kesempatan itu, saya menitik beratkan atas pentingnya : Agama dan Kemanusiaan berdampingan, untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni.
Memang sekarang, tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan persaudaraan manusia adalah peradaban modern yang terlalu mementingkan aspek material, disertai dengan sifat rakus, egoisme dan mengesampingkan kemanusiaan.
Namun, saya optimis bahwa kesempatan untuk mewujudkan persaudaraan manusia, masih terbuka luas. Bukan saja karena kita harus optimis dalam segala hal, atau karena naluri kebaikan ada dalam diri setiap insan, tetapi karena tanda-tanda ke arah itu terbentang jelas di depan mata kita. Antara lain hubungan yang baik antar tokoh agama, saling tukar pikiran antar sesama, dengan gagasan yang mencerahkan untuk kebaikan manusia dan kedamaian dunia.
InsyaAllah.