Juliana dengan kondisi luka di kepala pasca dimartil majikannya Erika br Simatupang, beberapa waktu lalu. (sumber foto: BENTENG ASAHAN.com)

Pematang Siantar – Niat ingin menyambung hidup, Juliana rela meninggalkan keluarga dan merantau ke Kota Pematangsiantar. Dikota yang berhawa dingin itu Juliana bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) dikediaman Erika boru Simatupang Komplek Perumahan Griya Kota Pematangsiantar.

Selama 2 tahun bekerja, Juliana mengaku kerap mendapatkan kekerasan fisik bahkan hampir setiap hari ditendang, dilempar pakai bangku dan bentuk kekerasan fisik lainnya. Walaupun begitu Juliana tetap sabar, puncaknya pada jumat 22/06/2018 lalu Juliana di pukul lalu kepalanya di martil sampai luka parah.

Juliana bercerita sebelum insiden kekerasan fisik itu, dia sedang menjaga ketìga anak Erika di rumah Komplek perumahan Griya. Namun tiba-tiba FR(1)  anak bungsu Erika yang sedang bermain jatuh dari bangku. Erika yang melihat anaknya jatuh kemudian datang lalu menyalahkan Juliana, dan Erika pun langsung memukul dan menendang Juliana kemudian Erika mengambil martil dari gudang dan langsung memukul kepala dan punggung wanita asal Tanjung Balai tersebut.

Mendapatkan perlakuan seperti itu Juliana berkali-kali minta ampun tapi Erika tetap membabi buta tèrus memukuli Juliana. Usai di pukuli Juliana membersihkan darahnya yang berceceran di lantai lalu kembali bekerja. Ketika membuang sampah keluar rumah tetangganya pun melihat luka di kepala Juliana dengan rasa kasihan para warga dan RT membawa Juliana berobat ke rumah sakit. Kemudian kasus kekerasan itu sampai ketelinga petugas Kepolisian .

Kapolres Siantar AKBP Doddy Hermawan menyatakan bahwa Erika boru Simatupang sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan yang di lakukan kepada Juliana mantan pembantu rumah tangganya.

Menyimak berita ini SBSINews.com mencoba mengkonfirmasi ke aktivis buruh Netty H. Saragih. SH yang sekaligus Pengurus Pusat Federasi Pertanian Perkayuan dan Konstruksi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (PP FPPK SBSI)  beliau mengecam dan mengutuk tindakan majikan yang memukul kepala PRT dengan Martil dan meminta kepada pihak aparat hukum untuk menghukum seberat-beratnya. Bahkan Naluri Perempuan Setara (NAPAS) Kalimantan Timur juga mengutuk pelaku yang memartil PRT itu. Sumber berita BENTENGASAHAN. com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here