Menjelang tahun politik 2024 tentunya baik partai politik maupun bakal calon pemimpin (presiden, gubernur, bupati/walikota) mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi kontestasi di pemilu.
Bagi pejabat yang akan habis masa jabatannya di tahun 2022/23 berusaha semaksimal mungkin bisa manggung terus dengan berbagai upaya dilakukan agar tingkat popularitas maupun elektabilitas tidak redup (Anies dan Ganjar).
Sementara itu, partai politik juga secara intens melakukan lobby – lobby politik membangun komunikasi politik untuk menyamakan persepsi dalam kepentingan bersama (membangun koalisi).
Dalam konteks ini, kita dapat membaca peta politik baik koalisi partai maupun kandidat yang akan ditawarkan, meskipun sulit memastikan tetapi paling tidak, kita bisa memprediksi koalisi dan kandidat (khususnya Pilpres).
Tak bisa diabaikan, koalisi 3 partai politik (PKB, Golkar, PAN) yang mewacanakan amandemen jabatan presiden dalam UUD’1945 terus bergulir, bahkan Gerindra mendukung hal itu, faktanya sangat dinamis sudah 4 partai politik mendukung Amandemen.
Di sisi lain, hasil lembaga survey figur Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Prabowo Subianto, Khofifah Indar Parawansa meramaikan bursa capres dengan masing -masing memiliki prosentase yang berbeda.
Bila, amandemen terjadi maka kemungkinan besar SBY ikut nyalon pilpres 2024 yang akan head to head dengan Jokowi; sehingga para junior -junior akan tau diri tidak akan maju, dan mengerucut pada dukungan dua pasang capres tsb.
Wallahu alam
~ Andi Naja FP Paraga ~
Ketua PP FMIG KSBSI