Ternyata Andika Perkasa pernah memimpin penangkapan terhadap teroris pentolan Al Qaeda: Umar Faruq. Hal itu diungkapkan oleh mantan Wakil Kepala BIN KH Sa’ad Said Ali, ketika memberikan catatan tentang suksesi Panglima TNI.
Karir militer Jenderal TNI Andika Perkasa termasuk sangat cemerlang. Memulai karirnya sebagai perwira infanteri di Kopassus Grup 2 / Para Komando dan Satuan-81 / Penanggulangan Teror. Dia menjadi Komandan Batalyon 32 / Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3 / Sandhi Yudha. Berbagai jenjang jabatan militer dipegangnya sebelum menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
KH. As’ad Said Ali mengaku hanya ingin menambahkan catatan gemilang Mayor Andika Perkasa. Sedangkan dua calon Panglima TNI lainnya ia tidak mengenal secara dekat sehingga tidak bisa memberi pandangan, meskipun keduanya mempunyai kualifikasi untuk menduduki posisi Panglima TNI.
Andika Perkasa memimpin Tim Kecil Kopassus yang di-BKO-kan di BIN sebagai tim anti teroris mulai akhir 2001 sampai 2003. Tim BKO Kopassus di BIN menangkap beberapa teroris Al Qaeda, antara lain Muhamad Iqbal Madni asal Pakistan yang terlibat dalam upaya peledakan pesawat transport American lines.
Operasi teror yang dilakukan oleh Iqbal Madni itu di bawah komando Richard Reid dengan nama sandi Shoe Bomber yang gagal meledakkan pesawat karena pelaku diketahui oleh awak pesawat ketika akan menarik sumbu peledak bom.
Operasi penangkapan itu atas permintaan CIA sesuai kerja sama timbal balik. Muhammad Iqbal Madni cerdik, dia tidak tinggal di hotel karena mudah dideteksi oleh aparat keamanan. Hanya dua hari Iqbal Madni ditangkap bersembunyi di sebuah rumah di Menteng Dalam.
Operasi ini senyap atau sepi dari pemberitaan sesuai prinsip intelijen dan segera teroris itu dikirim ke negara pemesan.
Operasi spektakuler ketika tim kecil yang dipimpin oleh Mayor Jendral Andika Prakasa menangkap Umar Faruq, perwira Al-Qaeda yang mengepalai operasi teror Al-Qaeda di Asia Tenggara. Wilayah operasi teror Umar Faruq meliputi Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Surveilans tim Addras BIN selama enam bulan berhasil mendeteksi keberadaan Umar Faruq dan mengikutinya dari Sulawesi Selatan dan berhasil melokalisir persembunyian Umar Faruq di suatu tempat di Cijeruk, Bogor.
Untuk penyergapan diserahkan kepada tim yang dipimpin oleh Mayor Andika. Umar Faruq memang berpengalaman. Dia memiliki penciuman tajam sehingga sempat lolos dalam penyergapan pertama.
Akan tetapi dalam rentang sehari, Umar Faruq tertangkap berkat perencanaan berlapis. Plan A lepas, dan plan B Umar Faruq masuk perangkap. Itu berkat perencanaan yang matang dan kecepatan serta determinasi yang kuat dari Mayor Andika Perkasa.
Setelah itu beberapa teroris Al-Qaeda ditangkap antara lain Siam Reda, Ketua Tim Propaganda Al-Qaeda di Asia Tenggara.
Itulah catatan Sa’ad Said Ali tentang Mayor Andika Perkasa, yang selanjutnya juga menempuh pendidikan di luar negeri.
Pendidikan militer dan pertahanan yang ditempuh Andika Perkasa di luar negeri relatif lama dan akan sangat bermanfaat dalam melihat persoalan Pertahanan dan Keamanan di dalam negeri. Karena selama belajar di luar negeri dia bisa menyerap bagaimana pihak luar negeri memandang persoalan pertahanan di Indonesia sesuai cakrawala mereka.
(Penulis: Ninoy Karundeng).