Beberapa waktu lalu, saya diskusi potensi ekspor getah pinus dengan sahabat dari Provinsi Bali. Ia menjelaskan bahwa getah pinus bisa diolah sebagai bahan baku industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, tinta cetak, politur, farmasi, dan kosmetik. Pulau Sumbawa, tidak begitu banyak pohon Pinus. Sala satunya di wilayah pegunungan Tambora, yang berbatasan langsung dengan laut selatan Nusa Tenggara Timur atau laut Timor.

Pohon pinus Tambora telah lama ditanam sebagai tanaman reboisasi. Pohon Pinus, sangat cocok di daerah Pulau Sumbawa maupun daerah lainnya. Karena sebagai tanaman pionir yang dapat tumbuh di berbagai kondisi alam bebas.

Pohon Pinus sendiri yang sangat lebat dan tebal berada di wilayah Sulawesi pegunungan Soppeng, Gowa, Sidrap, Pangkep, Barru, dan Bulukumba. Masyarakat Sulawesi banyak menggunakan getah dan buah pinus sebagai obat penyakit dalam.

Sementara, di Pulau Jawa pohon Pinus, produk utamanya penghasil getah. Pinus banyak ditanam oleh Perum Perhutani di Jawa Timur maupun daerah lain di pulau Jawa, seperti Madiun, Malang, Kota Batu, Surabaya, Jember, Kediri, Nganjuk, dan lainnya.

Perjalanan bisnis ekspor getah pinus di Pulau Sumbawa hampir tidak ada. Padahal potensi Pinus Tambora sangat luar biasa untuk dikembangkan. Daerah lain di pulau Sumbawa, bisa juga ditanami pohon pinus. Apalagi rata-rata pegunungan Sumbawa sudah tandus akibat tanam jagung (Baca: Lahan Tandus Tanam Jagung).

Prospek tanam Pinus bisa mengembalikan vegetasi alam dan melebatkan hutan tandus. Pulau Sumbawa yang ratusan ribu hektar hutan sudah tandus, sangat cocok ditanami Pinus. Pemerintah bisa mengambil langkah cepat instruksikan tanam Pinus diseluruh pegunungan dan pesisir Pulau Sumbawa.

Keuntungan terbesar Pinus, termasuk bisa dirasakan masyarakat lokal. Saya menyaksikan lebatnya pohon Pinus di Soppeng Watutoa dan Jole-jole dapat hidup berdampingan dengan tanaman cengkeh, cokelat, jambu mente dan kelapa. Artinya, Pinus bisa mendorong tanaman lain untuk tumbuh disekitarnya. Hutan pinus bersifat homogen yang hidup pada iklim sedang.

Masyarakat Sulawesi Selatan, sudah banyak mengambil manfaat kegunaan getah pinus yang dapat diolah menjadi bahan dasar pengencer cat. Sedangkan kayunya sendiri bermanfaat untuk konstruksi, korek api, kertas, rumah panggung masyarakat. Apalagi, Pulau Sumbawa sangat cocok untuk bahan baku pembangunan rumah panggung ukiran dari Pohon Pinus sebagai solusi menghindari dampak dari Gempa bumi.

Dimana – mana pohon Pinus dari kulitnya juga sangat khas aromanya, kerap digunakan untuk terapi diberbagai usaha-usaha sektor pariwisata. Apalagi, Pulau Sumbawa kedepan, usaha pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan kayu-kayu yang khas untuk berbagai produk.

Pada tahun 1940-an peneliti Prancis temukan kandungan kulit pohon pinus dan daun jarumnya mengandung vitamin C dan antioksidan, seperti flavonol dan bioflavonoid. Senyawa ini kemudian diekstraksi menjadi Pycnogenol dan dipasarkan menjadi suplemen diet. Pycnogenol juga digunakan sebagai obat jet lag, meringankan peredaran darah, nyeri lutut, kram menstruasi, bahkan obat untuk meningkatkan memori pada orang lanjut usia.

Satu bukti lagi, masyarakat dikampung-kampung wilayah Watutoa Kecamatan Takalala Soppeng Sulawesi Selatan, mereka konsumsi air minum rebusan buah pinus untuk obat antioksidan dan penyakit dalam berupa Liper, Asam Lambung, Nyeri, Kram dan lainnya. Saya meriset langsung dikampung-kampung dan membuktikannya.

Penelitian di Universitas Kyoto Jepang tunjukkan bahwa berjalan-jalan di hutan pinus selama 15 menit per hari mampu menurunkan stres dan menenangkan emosi. Selain itu, aroma kulit Pinus dapat meredakan pilek, sinus, sesak napas, dan ronchitis.

Karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Pulau Sumbawa lakukan penanaman pohon pinus untuk mereboisasi tanah kosong dan menghadapi masa depan industrialisasi farmasi. Zaman sekarang, pohon Pinus tidak lagi digunakan sebagai bahan baku kertas. Lebih pada obat-obat herbal dan bahan baku rumah – rumah panggung untuk masyarakat. Karena industrialisasi teknologi sudah masuk babak pengisian skill dan knowledge.

Jadi, menanam Pinus di Pulau Sumbawa adalah solusi untuk melebatkan hutan tandus, yang dapat diambil manfaat pada sisi ekonomi ekspor getah pinus dan obat-obat herbal. Apalagi masa covid seperti ini, Pinus adalah solusi terbaiknya.

Bisa dihitung potensi ekspor getah dan kegunaan kayu Pinus. Getahnya saja sudah mencapai 17.000 per kilogram. Pada 2018 getah pinus diekspor ke berbagai negara dengan total volume 23.476,31 ton. Memang pulau Sumbawa bukan penghasil getah Pinus. Tetapi, dari sekarang Pinus merupakan masa depan kita bersama untuk dikembangkan.

(ANFPPM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here