PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola restoran waralaba Pizza Hut Indonesia, mencatatkan rugi bersih Rp 8,63 miliar pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September, dari periode yang sama tahun lalu yang masih mencatatkan laba bersih Rp 149,24 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi kuartal III-2020, rugi bersih ini dialami seiring dengan tekanan penurunan penjualan dan naiknya beban keuangan perusahaan.

Data lapkeu mencatat, penjualan PZZA per September turun 9,31% menjadi Rp 2,67 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,94 triliun.

Secara rinci, penjualan makanan turun menjadi Rp 2,54 triliun, dari sebelumnya Rp 2,64 triliun, sementara penjualan minuman turun menjadi Rp 136,29 miliar dari sebelumnya Rp 317,93 miliar.

Meski demikian beban pokok penjualan turun 3,2% menjadi Rp 927,86 miliar, dari sebelumnya Rp 958,56 miliar. Perseroan juga mencatatkan beban operasi yang bengkak menjadi Rp 18,07 miliar dari sebelumnya hanya Rp 7,72 miliar.

Perseroan masih mencatatkan laba operasi Rp 13,12 miliar, ambles 94% dari periode yang sama tahun lalu Rp 202,64 miliar. Beban bunga dan keuangan bengkak menjadi Rp 21,82 miliar dari sebelumnya Rp 7,84 miliar.

Kurniadi Sulistyomo, Corporate Secretary PZZA, sebelumnya sudah memaparkan dampak pandemi terhadap kondisi perusahaan.

Dia mengatakan perseroan masih melakukan pembatasan waktu dan jam untuk kegiatan usaha dan operasional outlet restoran serta pembatasan kapasitas tempat duduk (dine-in) di berbagai wilayah kabupaten atau kotamadya di Indonesia.

Akan tetapi, sampai saat ini perseroan belum melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja), pemotongan gaji atau perumahan karyawan.

“Namun demikian kami mengatur penyesuaian terhadap jadwal shift kerja, khususnya untuk karyawan outlet restoran. Hal ini disesuaikan dengan pembatasan jam dan waktu kegiatan usaha di masing-masing kabupaten dan kotamadya,” katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15//9/2020).

Perseroan memprediksi terjadi penurunan total pendapatan di bawah 25% tahun ini, sementara laba bersih juga diramal terkoreksi hingga 75%.

“Kami juga melakukan berbagai upaya strategi pemasaran dan promosi untuk mempertahankan penjualan produk kami di outlet,” katanya.

Sebagai informasi, jumlah karyawan perusahaan baik tetap dan tidak tetap memang berkurang hingga saat ini menjadi 7.818 dari akhir tahun lalu 8.649 orang.

Pada kuartal I-2020, PZZA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 85% menjadi Rp 6,04 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, PZZA membukukan laba bersih Rp 40,17 miliar.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, Sarimelati membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 955,64 miliar, naik 5,58% dari tahun sebelumnya Rp 902,28 miliar.

Adapun pada semester I-2020, penjualan turun 6,7% menjadi Rp 1,81 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,94 triliun, sementara laba bersih anjlok 89% menjadi Rp 10,48 miliar dari sebelumnya Rp 99,65 miliar.

SUMBER

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here