Hari ini di Gedung Utama DPR Aceh kami pimpinan partai politik di Aceh di undang dalam acara Rapat Koordinasi dan Penegasan Sikap Bersama Terkait pelaksaan Pilkada Aceh 2022.
Pembahasan yang paling muncul kepermukaan adalah terkait ketidakjelasan anggaran Pilkada Aceh 2022 dalam APBA 2021
Kip Aceh sesuai UU 11/2006 tentabg Pemerintahan Aceh, telah menetapkan tahapan pilkada Aceh 2022, yang akan dimulai tahapannya mulai 1 April 2021 yaitu penandatanganan hibah dana Pemerintah Aceh kepada Kip Aceh untuk Pilkada 2022, Namun sampai hari ini KIP Aceh belum mendapatkan kejelasan terkait dana Pilkada Aceh sebagaimana di atur dalam UUPA dimana anggaran pilkada dibebankan melalui APBA.
Gubernur Aceh yang diwakili Bapak Kamaruddin (Staf Ahli Gubernur Aceh) yang juga pejabat senior dilingkungan Pemerintah Aceh mengatakan bahwa Pemerintah Aceh dari dulu sudah merencanakan anggaran untuk Pilkada Aceh 2022, namun dlm penyusunan RAPBA 2021 tahun 2020, berpedoman pada Permendagri nomor 64 tahun 2020 tentang pedoman penyusunan APBD 2021, dalam permendagri tersebut tidak diarahkan unk penganggaran Pilkada 2022, sehingga tidak dapat menganggarkan dana pelaksanaan pilkada Aceh 2022 sebagaimana usulan KIP Aceh kepada Gubernur Aceh
Pada waktu itu, Pemerintah dibawah Tim TAPA bersama Banggar DPRA berkesimpulan untuk menyurati Menteri dalam negeri, kemudian pada November 2020 Gubernur Aceh telah menyurati Mendagri unk meminta izin penganggaran Pilkada Aceh 2022, namun sampai hari ini belum dijawab
Sambil menunggu jawaban surat dari Mendagri, oleh pemerintah Aceh menempatkan dana Pilkada 2022 pada pos anggaran BTT (Belanja tak terduga) yang biasanya digunakan untuk tanggap darurat Bencana, anggaran tersebut tidak dapat digunakan unk Pilkada Aceh 2022 sebelum ada regulasi dari pemerintah pusat dalam hal ini Mendagri. (Arfiandi Aceh)