Oleh: Muchtar Pakpahan
Tulisan ini disarikan dari tulisan Nico Garra di wa 30 November 2018
Ketika mengetahui seseorang telah melakukan tindakan yang bersimpangan dengan norma, hukum, atau tatanan SBSI, tindakan apa yang kita lakukan?
Saat mendengar kabar seorang Pengurus melakukan perbuatan menyimpang, misalnya memakan iuran yang bukan haknya.
Apakah menegurnya dengan kasih supaya berubah dan kembali ke AD/ART SBSI, atau menggosipkan dengan memposting di fb atau WA ?
Nico Garra menulis sebuah kisah, Daud telah menghina Allah dengan melakukan yang jahat di hadapan-Nya. Ia membunuh Uria memakai tangan orang lain. Kemudian Betsyeba, istri Uria, diambilnya sebagai istri. Allah mengutus Nabi Natan untuk mengingatkan Daud. Nabi Natan melakukan tugasnya dengan datang kepada Daud. Ia menceritakan kisah seorang kaya yang berlaku sewenang-wenang terhadap seorang miskin dengan cara yang sangat elok. Melalui kisah itu, ia mengajak Daud melihat dosa yang telah diperbuatnya hingga Daud pun menyadari bahwa Tuhan sedang menegurnya.
Sebagian orang lebih senang mengumbar keburukan orang lain daripada memberikan teguran dalam yang bersifat membangun. Merasa senang melihat orang lain berkubang dalam dosa, bahkan memanfaatkannya untuk memamerkan kesalehan diri.
Apa yang kita lakukan terhadap seorang yang sedang melakukan pelanggaran? Menurut saya tahap pertama ingatkan 4 mata. Masih dilanjutkan, bawa pembicaraan formal atau informal dalam sebuah rapat. Masih dilanjutkan baru tahap proses pemberian sanksi organisasi.
Janganlah dipilih menyebarluaskan berita keburukannya, tetapi menegur mereka yang menyimpang dari AD/ART SBSI. Kembalikan kebijakannya atau sikapnya ke AD/ART.
BUKAN MENJUAL KEBURUKAN SESAMA SUPAYA KITA DAPAT MENGAMBIL LABA, MELAINKAN MEMBAWA MEREKA KEMBALI KEPADA JALUR AD/ART DAN NILAI-NILAI PERJUANGAN SBSI.
Prinsip ini akan membangun soliditas dan solidaritas yang kuat, dan gilirannya SBSI KUAT RAKYAT SEJAHTERA.