Duel klasik antara PSMS melawan Persija Jakarta di era perserikatan, yang selalu dinanti pecandu sepak bola Tanah Air
Momen keduanya menjadi juara bersama perserikatan edisi 1975 jadi salah satu pertandingan paling panas, mempertegas rivalitas di antara mereka. Pertandingan Persija Vs PSMS amat meriah, dari sebelah kanan tribun nyaring terdengar teriakan suporter: “Hidup Persija…Hidup Persija!”
Sebagai tuan rumah wajar jika Persija mendapat dukungan lebih banyak massa dibanding PSMS
Sejak awal PSMS mengambil inisiatif menyerang, permainan keras ala rap-rap mereka peragakan di lapangan basah yang diguyur hujan
Walau berstatus sebagai tim tamu kubu Ayam Kinantan lebih dulu unggul pada menit ke-10, lewat sumbangsih Parlin Siagian yang memperdaya gawang, Sudarno, lewat permainan kombinasi dengan Mariadi dan Nobon
Persija menyamakan kedudukan lewat gol sundulan Andi Lala.
Saat skor imbang pertandingan kian memanas, kedua tim memperagakan permainan keras menjurus kasar
Wasit Mahdi Thalib, sibuk mengeluarkan kartu kuning dan memperingatkan pemain di kedua kubu. Pemain PSMS dan Persija sempat bersitegang saat Sarman Panggabean memotong bola Junaidi Abdillah
Pemain Persija tidak terima rekannya dikasari. Para pemain PSMS tidak mau tinggal diam. Perang mulut dan aksi saling dorong terjadi
Konflik terbuka pun meledak usai Iswadi Idris dikartu merah karena tekel keras ke Nobon. Kapten Persija, Oyong Liza, tidak terima dengan hukuman yang dijatuhkan pada kompatriotnya
Oyong menilai semestinya Iswadi hanya kena kartu kuning, karena pelanggarannya mirip dengan Sarman
“Keputusan wasit tidak adil!” teriak Oyong seperti yang dikutip dari Merdeka di tengah kerumunan aksi protes ke pengadil. Perkelahian massal antar pemain pecah di lapangan
Pelipis Nobon luka kena bogem Iswadi Idris pemain Persija
Aparat keamanan turun tangan untuk memisahkan
Ketua Umum PSSI, Bardosono, turun ke lapangan, Ia melakukan pembicaraan dengan manajer kedua tim
Sebagai titik tengah ia mengusulkan juara bersama.
“Pertandingan sudah terlalu panas, riskan jika dilanjutkan,” ujar Brigjen Bardosono
Pertandingan pun dihentikan pada menit ke-40
Persija dan PSMS dinobatkan sebagai juara bersama
J. Pattisina, manajer Persija lebih banyak diam saat ditanya wartawan, menyiratkan jika Persija tidak suka dengan keputusan PSSI
Manajer PSMS, Wahab Abdi, juga tak banyak berkomentar
“Saya besok akan menghadap ke kantor Pak Bardosono.”
Saat naik podium, kedua tim terlihat tak semangat, mereka mau menerima pengalungan medali setelah dipaksa-paksa pengurus PSSI
“Wasit tidak tegas dan tebang pilih sehingga pertandingan jadi rusak. Pada prinsipnya Persija ingin memenangi pertandingan secara jantan,” tutur Oyong Liza
#FOTO Kartu merah Iswadi Idris di final perserikatan 1975 memicu keributan antara pemain Persija dengan PSMS (Bola.com/Repro Merdeka)
Redaksi SBSINEWS
25 November 2022