Setiap kali aksi Terorisme terjadi kita selalu marah dan saling menyalahkan kenapa terjadi lagi , terjadi lagi , berulang kali. Kita berusaha mencari akar penyebabnya,tapi belum juga menemukan kesepahaman , bahkan ada yang berusaha cuci tangan dengan menyebut para pelaku teror itu tak beragama, padahal semua orang tahu para teroris itu justru dengan pedenya menyatakan sedang menjalankan (amaliah) ajaran agamanya dengan kaffah.
Tidak ada seorangpun para Teroris di Indonesia itu menyatakan dirinya sebagai seorang Atheis apalagi Komunis .
Dari beberapa rangkaian kejadian terorisme di Indonesia yang semuanya mengatasnamakan (dan mengamalkan ajaran) agama , bangsa ini dalam menyikapinya masih belum bulat masih mendua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Demokrasi Rakyat siklus 5 tahunan.
Ada yang pura-pura menerima Pancasila tetapi gencar mengkampanyekan pelaksanaan syariat agama , ada yang tak henti-hentinya berteriak bahwa Pemerintahan yang berkuasa itu Thagut , Zalim , mengkriminalisasi ulama padahal yang benar , figur kriminal dijadikan ulama.
Pemerintahan Thagut artinya (penguasa) pemerintahan secara terang-terangan berlaku seperti tuhan karena itu ia Menentang Tuhan . Pemerintahan Zalim adalah pemerintahannya menjalankan kekuasaan secara sewenang-wenang yang masiv, dan pengusanya merasa diatas Hukum , hukum adalah dia itu sendiri .
Sikap-sikap ambigu dengan Pancasila dan Demokrasi dari sebagian Tokoh Agama,Tokoh Politik dan Ormas Keagamaan yang menyebabkan tumbuh suburnya perilaku radikal dan teror , seolah-olah menjustifikasi tindakan teroris biadab tersebut.
Negara harus bertindak Tegas dan Keras , Melarang penggunaan istilah/idiom keadaan seperti Pemerintahan Thagut atau Pemerintahan Zalim dalam kehidupan sosial dan perpolitikan kebangsaan kita.
Dalam kehidupan demokrasi kebangsaan kita sekarang ini mustahil dan sulit ada penguasa yang berani dan sanggup bertindak Zalim atau Thagut. Bahkan istilah Otoriter dan sebagainya pun , tidak juga dapat dilekatkan pada Pemerintahan sejak era Reformasi sejak era Presiden Habibie hingga Presiden Jokowi sekarang ini .
Sekali lagi,narasi Thagut dan Zalim tidak dapat dan tidak boleh dilontarkan di era demokrasi kita saat ini karena demokrasi kita sekarang ini benar-benar terbagi 3(tiga) cabang kekuasaan yang mandiri dan otonom . Bukan seperti di era ORBA yg semu alias pura-pura demokrasi.
Jadi jika masih ada Tokoh Agama atau Tokoh Politik yg mulutnya seperti ember di comberan menuding Pemerintah Indonesia itu Thagut atau Zalim maka segera ditangkap dan kirim saja ke Nusakambangan.
Penulis
Andi Naja FP Para ga
Pimred SBSINEWS