Oleh: Muchtar Pakpahan

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan sahabat saya Dr. Nico Garra. Maksudnya memberi inspirasi ke kawan-kawan pengurus SBSI agar menjadi pengrus yang bijaksana.

Kita sering tertipu oleh penampilan seseorang. Mereka memasang muka lusuh, mengenakan baju kotor, dan sengaja melukai tubuhnya untuk menarik belas kasihan orang kepadanya. Jika sudah demikian, siapa yang tidak tersentuh hatinya ? Lalu kita pun melakukan banyak hal baik tanpa pernah tahu jika kita sedang diperdaya olehnya.

Dalam menentukan sebuah pilihan, kita kerap tidak bijaksana, apalagi jika pilihan-pilihan itu adalah sesuatu yang tampaknya remeh. Yosua dan Bangsa Israel misalnya. Ketika orang-orang Gibeon datang dengan wajah memelas, baju-baju kotor, dan bekal berjamurnya, Yosua begitu mudahnya teperdaya. Mungkin masalah itu dianggap begitu remehnya sampai-sampai ia tidak meminta keputusan Tuhan. Yosua begitu mudahnya memenuhi permintaan mereka untuk menjalin persahabatan dan tidak akan menumpas mereka. Sikap tidak bijaksana  itu pada akhirnya memberi masalah baru bagi Israel. Kawin campur tidak terelakkan yang membawa mereka pada penyembahan dewa-dewa Kanaan.

Tidak sulit bagi kita untuk menolak sesuatu yang jelas-jelas buruk. Justru yang sulit adalah memutuskan beberapa pilihan yang tampak baik. Celakanya, jika kita sudah merasa cukup benar, kita merasa tidak perlu melibatkan Tuhan. Sikap tidak bijaksana inilah yang pada akhirnya membawa kerugian di kemudian hari. Sikap tidak bijaksana Yosua kiranya menjadi pengingat bagi kita SBSI  untuk tidak menganggap remeh sebuah persoalan.

Apapun itu, tetaplah meminta keputusan Tuhan agar kita dapat membuat keputusan secara tepat.

SEREMEH APA PUN MASALAHNYA YANG HENDAK SAUDARA PUTUSKAN BERLAKULAH BIJAK DENGAN MELIBATKAN TUHAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here