Masyarakat Kabupaten Pidie menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai telah menelantarkan museum tsunami. Gedung yang terletak di pintu gerbang Pantai Pelangi, setelah alun-alun Kota Sigli, di antara rumah dinas atau Meuligoe Bupati dan Meuligoe Wakil Bupati Pidie tidak difungsikan sebagamana mestinya.
Bahkan bisa dikatakan tidak terurus. “Museum biasanya merupakan sebuah tempat yang menyimpan, dan merawat berbagai benda-benda bersejarah, yang bernilai pendidikan dan dipamerkan kepada masyarakat luas untuk tujuan informasi, ataupun rekreasi,” kata Ketua Brigade Anak Serdadu (BAS) Aceh M Isa Alima kepada acehnews.id, Minggu 26 Desember 2021.
Mantan anggota DPRK Pidie ini mengatakan, seharusnya Museum Tsunami mesti dikelola dengan baik oleh pemerintah untuk merawat ingatan generasi penerus yang bahwasanya, pernah terjadi sebuah bencana yang maha dahsyat yang telah memporak porandakan dan menelan korban ratusan ribu warga Aceh.
Menurut Isa, setelah 17 tahun bencana tsunami, Pemerintah Pidie melalui dinas terkait sepatutnya segera memfungsikan gedung tersebut layaknya sebuah museum. “Selain nama-nama para korban tsunami, baiknya juga ada benda lainnya yang bernilai pendidikan soal tsunami bagi pengunjung yang datang ke museum ini,” ujarnya.
SUMBER : ACEHNEWS.ID