Masa pendukung PDIP.(ist)

MASUKNYA Hj. Megawati Sukarnoputri pada Tahun 1987 di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) nampaknya menggelisahkan banyak orang. Kerinduan hadirnya nuansa Soekarnois begitu lama di Internal PDI terbalas sudah.

Walau permainan politik kemudian memecah PDI menjadi dua ternyata hasil seleksi alam menunjukkan PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri muncul sebagai pemenang dalam panggung politik saat itu dan PDI pun memperkuat diri dengan menambah satu kata “Perjuangan” pada nama sebelumnya menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Tentu untuk mempertahankan eksistensinya PDIP harus dengan berjuang keras karena di era Pemilu 1999 ternyata bermunculan Partai Politik berazas nasionalis dengan lambang banteng. Tantangan ini tidak sederhana karena diantara partai tersebut ada yang dipimpin oleh saudara kandung dari Megawati Sukarnoputri.

Putri-Putri Bung Karno masing-masing mengusung Ideologi sang ayah, namun faktanya PDIP yang dipimpin Megawati lebih banyak memperoleh dukungan rakyat. Perjuangan PDIP memang penuh dinamika.

Sebagai Partai Pemenang Pemilu tahun 1999 dari menggungguli Partai Golkar, partai terkuat era orde baru tidak lantas mengantar Megawati menjadi Presiden. Drama Politik di Gedung MPR RI begitu luar biasa.

Golkar dengan Koalisi Poros tengahnya akhirnya memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akhirnya mengantar Abdurrahman Wahid sebagai orang nomor satu dalam pemerintahan sedangkan Megawati masih harus berjuang bersama PDIP untuk mendapatkan posisi wakil Presiden.

Begitulah drama Politik yang luar biasa dan tidak biasa. Mungkin tidak pernah ada di negara manapun dan partai Politik pemenang pemilu tidak bisa mengantar sang Ketua Umum jadi Presiden kecuali di Indonesia.

Baca Juga: http://sbsinews.id/jangan-menghianati-bungkarno/

Namun situasi ini tidak berlangsung lama karena Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gusdur dilengserkan dari posisinya dan nasibnya pun berakhir dalam sidang MPR RI. Pada saat itulah Megawati Sukarnoputri memperoleh haknya sebagai pemimpin Partai pemenang Pemilu 1999 dan menjadi Presiden RI ke 6 hingga 2004.

PDI Perjuangan dengan segala kelebihan dan kekuranga harus menerima fakta menjadi partai Pemenang Pemilu Legislatif pada tahun 2004 hingga pada Pemilu 2009 dan mengantar Jenderal Susilo Bambang Yudoyono menjadi Presiden selama 2 (dua) Periode.

Peristiwa politik ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi PDI Perjuangan. Panggung Politik selama 15 tahun tidak utuh dikuasai partai berlambang Kepala Banteng Moncong Putih ini. Era 1999-2014 tentu saat yang sangat pahit bagi partai yang dipimpin Putri Sulung Sang Proklamator Republik Indonesia ini.

Bangkit adalah kata kunci dan menjadi pemenang Pemilu Legislatif pada Tahun 2014 adalah sebuah keharusan. Kerja keras dan kerja cerdas adalah pilihan tanpa Tawar menawar. Hasilnya sungguh luar biasa PDI Perjuangan kembali mendapatkan kepercayaan mayoritas pemilih Indonesia dan menjadi Partai Pemenang Pemilu Legislatif 2014.

Namun pekerjaan belum selesai karena Pekerjaan Rumah (PR) terbesar adalah memenangkan pemilihan Umum Presiden 2014. Tantangan cukup besar karena Potensi kalah atau menang terbuka luas. Tampilnya Partai Gerindra Pimpinan Jenderal Prabowo patur diperhitungkan kembali.

Kini tentu nuansa politiknya rasa nano-nano. Betapa tidak karena Prabowo adalah Mantan Pasangan Megawati Sukarno Putri Pada Pemilu Presiden Capres Cawapres 2004. Namun Politik adalah persoalan non Matematik.

Munculnya Nama Ir H Joko Widodo sebagai kandidat calon Presiden PDI Perjuangan dan koalisinya bukan pula hitungan matematik. Joko Widodo pernah diusung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta koalisi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra sementara ia harus menjadi Pesaing Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

Dahulu Pendukung tetapi kini harus menjadi Pesaing. Itulah nuansa politik Pilpres 2014 yang tak terlupakan dan faktanya Jokowi memperoleh dukungan mayoritas pemilih Indonesia.

Pada Minggu,18 Februari 2018 Komisi Pemilihan Umum(KPU) Pusat telah memutuskan nomor urut partai-partai kontestan Pilpres 2019 dan PDI Perjuangan ditetapkan sebagai kontestan dengan nomor Pemilihan 3 (tiga).

Bagaimana Langkah Politik PDI Perjuangan untuk memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Akankah Prestasi pada Pemilu 2014 akan berulang. Mari kita tunggu.

Ditulis oleh: Andi Naja FP Paraga (Ketua Komite Politik SBSI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here