SBSINews – Paus Fransiskus mengatakan kepada komunitas Katolik di Maroko bahwa peran mereka di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu bukan untuk mengubah keyakinan orang-orang di lingkungan mereka, melainkan hidup berdampingan dalam suasana persaudaraan dengan semua penganut agama lain.
“Orang-orang Kristen merupakan minoritas kecil di negara ini. Saya pikir ini bukan masalah, walau saya menyadari berkali-kali sebagian dari Anda mengalami kesulitan,” katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin komunitas Katolik di katedral Rabat, Minggu (31/3) waktu setempat.
1. Paus promosikan dialog antarkeyakinan dan menolak kekerasan atas nama agama.
Paus telah menggunakan lawatan dua-harinya untuk menekankan dialog antarkeyakinan. Ia juga mendukung usaha-usaha Raja Maroko Mohammed VI untuk menyebarkan bentuk Islam yang mempromosikan dialog antar-agama dan menolak kekerasan atas nama Tuhan.
“Gereja tumbuh bukan melalui ajakan yang memaksa tetapi melalui daya tarik,” kata Fransiskus kepada hadirin yang memberi sambutan hangat.
“Ini artinya, saudara-saudaraku, bahwa misi kita orang-orang yang sudah dibaptis, para imam dan orang-orang yang dikuduskan, sesungguhnya tidak ditentukan oleh jumlah atau ukuran kawasan yang kita kuasai, tapi lebih oleh kapasitas kita mendorong perubahan dan membangkitkan keajaiban kasih sayang.”
Pemeluk-pemeluk Katolik konservatif telah sering mengeritik sikap Paus menentang usaha-usaha mengajak orang-orang di luar untuk memeluk Katolik.
2. Sebagai minoritas di negara Islam, Paus ajak umat Katolik untuk lawan ekstremisme.
Maroko memiliki sekitar 23.000 pengikut Katolik Roma atau lebih satu persen dari 35 juta penduduk. Sebagian besar pemeluk Katolik Roma itu eksptriat berkebangsaan Eropa dan imigran sub-Sahara Afrika.
Penguasa Maroko tidak mengakui warga Maroko yang pindah agama ke Kristen. Sebagian besar dari mereka beribadah di rumah secara rahasia. Pindah agama dari Islam ke Kristen dilarang, sebagaimana di banyak negara Muslim. Sedangkan, upaya mengajak pindah agama dijatuhi hukuman hingga tiga tahun penjara.
“Masalahnya bukan kapan kita sedikit dalam hal jumlah, tetapi kapan kita tidak signifikan,” kata Fransiskus. Dia juga mengajak komunitas Katolik menjadi bagian dari dialog antaragama di dunia yang menurutnya telah “dicabik-cabik oleh kebijakan-kebijakan ektremisme dan perpecahan.
3. Paus mengunjungi institut penghasil para pendakwah
Paus Fransiskus: Misi Umat Katolik Bukan Mengubah Agama Orang Laintwitter.com/ProcessDigtal
Sebelumnya pada Sabtu (30/3), Paus Fransiskus dan Raja Mohammed VI mengunjungi sebuah institut yang didirikan untuk melatih para imam dan juru dakwah laki-laki dan perempuan dari agama Islam. Pelatihan itu ditawarkan kepada pendakwah dari Afrika dan Eropa.
Maroko telah mempromosikan negara mereka sebagai oase toleransi agama di kawasan yang telah dicabik militansi itu.
(Sumber: IDN Times)