Oleh: Muslim Arbi
SBSINews – Proses pemakzulan terhadap Presiden AS, Donald Trump sedang berjalan di Negeri Paman Sam itu. Sedangkan di Luar Negeri Trump sedang memimpin pertempuran melawan China dalam perang dagang.
Alih – alih DPR AS yang di kuasai Partai Lawan Trump (Demokrat) mendukung Trump dalam negeri untuk menghadapi China malah memproses pemakzulan?
Padahal apa yang di lakukan Trump itu adalah berupaya agar AS kedepan menjadi kekuatan dunia yang unggul, sebagaimana dalam janji kampanye, “Make America Great Again”. Nasionalisme Trump patut di acungi jempol.
Dalam negeri, DPR yang di ketuai oleh Nancy Peloci sedang mendorong anggota parlemen untuk menyusun pasal – pasal pemakzulan. Untuk itu sejumlah pendapat dari 520 professor dari akademisi mau pun hukum di kumpulkan dari seluruh Universitas terkemuka di AS. Sebut saja Harvard, Yale, Columbia, Universitas of California, Universitas Michigian dsb.
Tuduhannya adalah Trump mengkhianati sumpah jabatannya dengan menggunakan kekuasaan yang di miliki suami Melani, untuk menggunakan kekuatan asing untuk menjegal kandidat kuat Demokrat, Joe Biden mantan Wapres Obama, untuk bersaing pada Pilpres AS 2020 mendatang.
Konon upaya pemakzulan yang di gunakan oleh Demokrat ini akan di ganjal oleh Senat yang di kuasai oleh Partai Republik, pendukung Trump. Bahkan dua pertiga dari senat harus berjuang keras bela Trump dalam pemakzulan ini.
Jika dibandingkan politik Luar Negeri AS di Era Pendahulu Trump, seperti, Clinton, Bush, Obama; AS terlihat mengobarkan perang di beberapa wilayah di Timur Tengah seperti, Irak, Suriah, Libya, menyisakan derita kemanusiaan di wilayah itu baik materi maupun korban nyawa, dan hancurnya negeri – negeri Mayoritas Muslim itu, maka perang Pemerintahan Trump lawan China dalam perdagangan ini lebih soft dan smooth.
China di bawah Xi Jinping kelihatan kewalahan dan kedodoran. Terakhir, perang lawan AS ini, China terkuras Devisa sebanyak Rp 126 T. Artinya Pemerintahan Komunis RRC keteter dan perang ini kelihatannya akan di pertahankan Trump sampai 2020.
Jika di lihat dari upaya – upaya pemakzulan Trump ini tidak tertutup kemungkinan China ikut bermain di belakang agar Trump tersingkir saat ini juga dan Trump jangan terpilih kembali pada pilpres AS mendatang.
Apakah hal di atas tidak disadari oleh Partai Demokrat AS yang sudah mengelus jagonya, Joe Biden dan mengorbankan kepentingan dan nama AS sedang di pertaruhkan dalam perang dagang lawan China ini?
Kalau dari sisi Nasionalisme dan kepentingan AS, mesti nya Demokrat Amerika tidak lakukan upaya pemakzulan di tengah pertempuran sedang berlangsung.
Orang bisa saja anggap Partai Demokrat AS di susupi kekuatan China yang sedang keteter dalam perang dagang. Demokrat mesti memikirkan ini. Bagaimana mungkin memecat panglima negaranya yang sedang pimpin pertempuran? Hanya karena demokrat merasa jagonya di pilpres sedang di jegal Trump?
Tepian Kali Brantas, 9 Desember 2019
Muslim Arbi,
Pengamat Politik